KABARKIBAR.ID – Recep Tayyip Erdogan berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan presiden Turki dan secara resmi terpilih untuk menjabat selama tiga periode.

Dalam penghitungan suara pemilihan presiden, Erdogan berhasil mengumpulkan 52,3 persen suara atau sekitar 2,6 juta suara, unggul dari lawannya Kemal Kilicdaroglu yang hanya memperoleh 47,7 persen suara.

Dengan kemenangan ini, Erdogan akan memimpin Turki dalam periode 2023 hingga 2028, memperpanjang kekuasaannya selama 21 tahun terakhir.

“Erdogan berterima kasih atas dukungan rakyat dan menyatakan bahwa mereka akan tetap mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan selama 21 tahun terakhir,” ujar Erdogan pada Minggu (28/5/2023).

Sebelum pemilihan putaran kedua dilaksanakan, para pengamat telah memprediksi bahwa Erdogan akan memenangkan suara dalam pemilu kali ini.

Hal ini didasarkan pada hasil pemilihan putaran pertama di mana Erdogan memperoleh 49,42 persen suara.

Erdogan berhasil mengalahkan pesaing utamanya, Kemal Kilicdaroglu, yang hanya mendapatkan 44,95 persen suara.

Sementara itu, kandidat presiden ketiga, Sinan Ogan, memperoleh 5,29 persen suara selama 24 jam terakhir.

Kemenangan Erdogan ini tidak datang tanpa alasan.

Partai yang didukungnya, AKP, berhasil meraih kemenangan di 10 dari 11 provinsi yang terkena dampak gempa dahsyat yang melanda Turki pada awal Februari lalu.

Kemenangan ini menunjukkan popularitas yang masih tinggi bagi Erdogan dan partainya. Seiring dengan masa jabatan yang diperpanjang, Erdogan akan menghadapi tantangan besar dalam memimpin Turki dan menghadapi berbagai isu dalam negeri dan luar negeri yang kompleks.

Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah mengalami perubahan yang signifikan baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun hubungan internasional.

Dalam masa jabatan selanjutnya, Erdogan diharapkan dapat melanjutkan pembangunan dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi negara tersebut.

Namun, kemenangan Erdogan juga telah menuai kontroversi dan kritik dari beberapa pihak yang menyatakan adanya pelanggaran hak asasi manusia dan keterbatasan kebebasan berpendapat di Turki.

Ini menjadi perhatian utama yang perlu diatasi dalam upaya memperkuat demokrasi dan keadilan di negara tersebut.

Dengan terpilihnya Erdogan untuk tiga periode berturut-turut, Turki akan menghadapi perubahan dan tantangan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Bagaimana Erdogan menghadapinya dan menjalankan kepemimpinannya akan menjadi sorotan yang terus dipantau oleh masyarakat Turki dan komunitas internasional.

Recep Tayyip Erdogan, Perjalanan Pimpin Turki

Pada bulan Agustus 2001, Recep Tayyip Erdogan mendirikan partai baru yang berbasis pada Islam, dengan sekutu politiknya Abdullah Gul.

Pada tahun 2002, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan memenangkan mayoritas dalam pemilihan parlemen, dan pada tahun berikutnya Erdogan diangkat sebagai perdana menteri.

Ia terus memegang jabatan ketua AKP hingga saat ini.

Selama tiga masa jabatannya sebagai perdana menteri sejak tahun 2003, Erdogan berhasil memimpin periode pertumbuhan ekonomi yang stabil dan mendapat pujian internasional sebagai seorang reformis.

Banyak warga kelas menengah yang mengalami kemajuan dan jutaan orang keluar dari garis kemiskinan, karena Erdogan mengutamakan pembangunan proyek infrastruktur besar-besaran untuk memodernisasi Turki.