Pemilihan umum legislatif dengan sistem proporsional tertutup semakin sulit bagi partai politik untuk ikut serta.
Namun, pencalonan Presiden jauh lebih sulit dan membutuhkan biaya yang sangat besar.

Sebagai pemimpin partai politik, Yusril menekankan bahwa setiap partai politik harus memperhitungkan secara matang dan akurat mengenai biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti pemilihan umum.

Pertanyaan mengenai dukungan saya pada pilpres 2024 memang sulit dijawab, karena politik selalu berada di dalam ketidakpastian.

Dalam politik, kita selalu berbicara mengenai probabilitas atau kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi tujuan politik berubah setiap saat.

Saya memang mengamati perkembangan politik yang terjadi, terutama menjelang pemilihan umum legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) yang akan segera datang.

Saat ini, sudah muncul beberapa kandidat yang potensial seperti Pak Anies Baswedan, Pak Prabowo Subianto, dan sebagainya.

PDIP sendiri masih belum memutuskan untuk mendukung siapa di antara Pak Ganjar Pranowo atau Mbak Puan Maharani.

Namun, calon-calon presiden yang ada saat ini masih dalam kisaran yang sama, dan ada tokoh lain yang juga berpotensi untuk maju sebagai calon presiden, seperti Ketua Umum Partai Golkar, Pak Airlangga Hartarto, atau Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Pak Muhaimin Iskandar.

Meski begitu, dinamika politik ini terus berubah dan bisa saja terjadi kejutan-kejutan baru yang tidak terduga sebelumnya.

Sebagai seorang yang terlibat intens dalam politik, saya tentu saja akan memantau perkembangan situasi dengan seksama.

Namun, pada akhirnya, keputusan dukungan saya pada pilpres 2024 nanti akan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk visi, program, dan track record dari calon-calon presiden yang akan maju, serta kondisi politik dan ekonomi yang terjadi pada saat itu.