CILACAP, KABARKIBAR.ID- Warga binaan Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kini mulai mengolah Fly Ash and Bottom Ash (FABA) menjadi bahan material konstruksi, seperti paving block dan batako, yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

FABA merupakan hasil sisa pembakaran batu bara. Warga binaan Lapas Nusakambangan mengolah FABA dari PLTU Adipala menjadi berbagai material konstruksi.

Program ini merupakan hasil kolaborasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero).

Diharapkan, “wajah” Lapas Nusakambangan sebagai “penjara menakutkan” bisa berubah menjadi wajah baru sebagai pusat pemberdayaan ekonomi berbasis keterampilan.

Warga binaan Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, mengolah FABA atau sisa pembakaran batu bara menjadi material konstruksi seperti paving block dan batako, Selasa 9 September 2025.

Apa Itu FABA dan Bagaimana Pemanfaatannya?

FABA adalah residu pembakaran batu bara di PLTU yang terdiri dari Fly Ash atau partikel halus yang ditangkap alat penyaring asap (electrostatic precipitator) dan Bottom Ash berupa abu kasar yang mengendap di dasar tungku pembakaran.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sejak 2021 FABA resmi dikeluarkan dari kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Uji laboratorium menunjukkan limbah ini aman dimanfaatkan, terutama sebagai bahan batako, paving block, campuran beton, hingga infrastruktur jalan.

Di berbagai belahan dunia, FABA sejak lama dimanfaatkan untuk membuat bahan material konstruksi jalan dan bangunan.

Seperti di India dijadikan bahan campuran semen dan beton, yang wajib diserap oleh industri. Kemudian China menjadian FABA sebagai bata ringan dan material jalan raya, Amerika Serikat memanfaatkan sebagai ready mix concrete serta reklamasi tambang, serta Jerman dan Inggris menggunakan FABA sebagai konstruksi jalan ramah lingkungan.

Sementara di Lapas Nusakambangan, workshop FABA melatih warga binaan mengolah limbah menjadi produk bermanfaat.

Produk yang dihasilkan antara lain batako, paving block, roaster, hingga buis beton.

Salah seorang warga binaan, Kevin Ruben Rafael, mengaku bersyukur dengan kesempatan ini.

“Ilmu ini sangat bermanfaat. Saat bebas nanti, saya bisa memanfaatkannya untuk hidup mandiri di masyarakat,” ujarnya.

Al Khawarizmi
Editor
Al Khawarizmi
Reporter