Ulama tersebut lahir pada tahun 1856 di Magelang, Jawa Tengah.

KH. Abdul Karim adalah seorang putra dari pasangan Kiai Abdur Rahim dan Nyai Salamah.

Sejak usia 14 tahun, ia kerap berpindah-pindah tempat untuk menimba ilmu agama.

Bahkan, KH Abdul Karim pernah menuntut ilmu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan selama kurang lebih 23 tahun.
Pada usia 40 tahun, KH Abdul Karim kembali menuntut ilmu di ponpes yang diasuk oleh KH Hasyim Asy’ari, yaitu Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Kemudian, di tahun 1908, KH. Abdul Karim menikah dengan putri kiai Sholeh dari Banjarmlati, Kediri bernama Siti Khodijah.

Pada tahun 1910, ia dan istrinya lalu pindah ke Desa Lirboyo. Di sinilah titik awal tumbuhnya cikal bakal Pondok Pesantren Lirboyo.

Saat di Lirboyo, KH. Abdul Karim membangun sebuah surau atau musola untuk mengajarkan agama islam kepada masyarakat setempat.

Santri pertamanya adalah Umar yang berasal dari Madiun, dan seiring waktu santrinya makin bertambah.
Tiga tahun setelahnya, tepat pada tahun 1913, ia mendirikan ponpes untuk mengajarkan dan menyebarkan ilmu agama Islam.

Cabang Pondok Pesantren Lirboyo

Berikut ada beberapa unit di Pondok Pesantren Lirboyo, di antaranya:

  • Pondok Pesantren Lirboyo (Pondok Induk)
  • Pondok Pesantren Haji Mahrus
  • Pondok Pesantren Haji Ya’qub
  • Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi’aat
  • Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi’aat Al-Quraniyyah
  • Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur’an
  • Pondok Pesantren Al-Baqoroh
  • Pondok Pesantren Al-Ihsan
  • Pondok Pesantren HM Syarif Hidayatullah
  • Pondok Pesantren Darussa’adah
  • Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah
  • Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah
  • Pondok Pesantren HM Antara
  • Pondok Pesantren Darussalam
  • Pondok Pesantren Murottilil Qur’an
Rara Dewanti
Editor
Rara Dewanti
Reporter