JAKARTA, KABARKIBAR.ID- Kasus bunuh diri pada remaja terbanyak dipicu bullying atau perudungan teman sebaya. Peran orangtua sangat diperlukan agar memberi perlindungan dan penguatan secara emosional.
“Orangtua perlu hadir bukan hanya secara fisik, melainkan juga secara emosional. Bagaimana peran orangtua bisa menjadi pendengar, memahami, dan menjadi tempat aman bagi anak untuk bercerita,” kata Wakil Menteri Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Kemendukbangga/BKKBN), Isyana Bagus Oka dalam acara Kelas Orangtua Bersahaja (Bersahabat dengan Remaja) di kantor Kemendukbangga/BKKBN, Selasa 12 Agustus 2025.
Acara yang berlangsung hybrid itu untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 mengusung tema “Merdeka dari Ruang Kerja ke Ruang Hati: Membangun Komunikasi yang Selaras antara Peran Sebagai ASN dan Orangtua.
Menurut Isyana, meskipun secara fisik anak-anak tampak sehat dan kuat, mereka tetaplah anak-anak yang membutuhkan perlindungan, arahan, dan kasih sayang.
Dia mengatakan, setiap keluarga tentu memiliki persoalan hidup berbeda dan orangtua harus lebih mengenali kebutuhan anaknya secara tepat, pendekatan pengasuhan sesuai kebutuhan.
“Orangtua tetap harus belajar memahami anak, kesibukan di kantor tidak boleh menjadi alasan sulitnya memiliki hubungan dekat dengan anak. Hanya dengan hubungan yang baik dengan orangtua, setiap anak usia remaja bisa lebih kuat menghadapi persoalan di era saat ini,” ujar Isyana dalam rilis resmi yang diterima redaksi kabarkibar.id Minggu 18 Agustus 2025.
Di masa saat ini, remaja tumbuh di tengah derasnya arus media sosial, tekanan akademik, dan pencarian jati diri.
Tatangan yang dihadapi bisa jadi berbeda dengan generasi sebelumnya. Isyana mengungkapkan, keberadaan handphone (HP) atau telepon seluler seperti anggota keluarga baru.
Di mana anak remaja menghabiskan waktunya berinteraksi dengan HP lebih banyak ketimbang dengan orangtua. Teknologi HP seperti AI bisa memberi jawaban apapun yang ditanyakan anak.
“Di sinilah peran orangtua memahami dunia anak, termasuk tren dan istilah populer generasi now. Namun, orangtua tidak perlu memaksakan diri meniru gaya anak muda. Yang terpenting adalah membangun hubungan (attachment) yang kokoh agar anak tetap menjadikan orang tuanya sebagai rujukan utama,” katanya.
Mengutip buku karya Gordon Neufeld, Ph.D. dan Gabor Maté, M.D., Isyana menegaskan bahwa keterikatan (attachment) antara orangtua dan remaja adalah fondasi yang harus dijaga, terutama di tengah kuatnya pengaruh teman sebaya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan