Hal ini karena, kompas dipengaruhi oleh medan magnet alami dan buatan manusia, yang dapat memengaruhi keakuratan pengukuran.
Namun, tidak semua kan tidak mempunya alat tersebut.
Tetapi, Anda tidak perlu khawatir, sebab, ada cara lain kok untuk mengecek arah kiblat.
Pengecekan arah kiblat juga bisa menggunakan alat seperti benda atau tongkat dengan lot atau bandul.
Berikut ini adalah cara mengujinya.
- Tentukan kemana akan mengetahui arah kiblat, dengan cara mencari tempat datar yang terkena sinar matahari
- Sediakan tongkat lurus atau benda vertikal lain yang tidak berongga (seperti spidol papan tulis, plastik PET, botol/lot, dll.) atau, jika tidak tersedia, gunakan benang yang berbandul.
- Siapkan jam yang sudah dikalibrasi atau disesuaikan dengan waktu BMKG (http://jam.bmkg.go.id), RRI, Telkom atau jam digital yang ada di handphone
- Tempelkan tongkat di tanah dan pastikan benar-benar tegak lurus (90 derajat ke tanah) atau gantung debgan benang berbandul
- Tunggu waktu rashdul kiblah datang, lalu amati bayangan tongkat atau benang saat itu
- Kemudian tandai ujung bayangan dan buat garis dengan bagian tengah pusat bayangan dengan tongkat atau bandul
- Garis luru yang menghadap dari ujung ke pusat bayangan merupakan arah kiblat untuk posisi tersebut
Mengapa Perlu Dilakukan Pengecekan Arah Kiblat?
Mengutip dari situs Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pengecekan arah kiblat dilakukan karena ada bayangan suatu benda yang membentuk dan mengarah ke Ka’bah.
Hal ini karena ketika matahari berada tepat di atas Ka’bah atau pusat arah kiblat bagi umat Islam di penjuru dunia.
Secara ilmiah, fenomena matahari yang berada tepat di atas Ka’bah dikenal secara astronomis sebagai T Kulminasi Agung atau Great Culmination.
Ini terjadi ketika deklinasi matahari sama atau kecil dengan garis lintang geografis Ka’bah.
“Ketika deklirasi matahari sama atau sedikit berbeda dari garis lintang geografis pengamat, matahari akan berada tepat di atas kepala pengamat (atau zenit) pada siang hari,” jelas BRIN.
Tinggalkan Balasan