KABARKIBAR.ID- Jamaah haji Indonesia dihimbau mewaspadai ancaman heat stroke saat puncak haji Arafah di Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Imbauan ancaman heat stroke ini di sampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingat cuaca yang panas di Tanah Suci saat puncak haji tiba.
” Kita mengimbau kepada jamaah haji Indonesia agar mewaspadai ancaman heat stroke saat wukuf di Arafat dan Mina nanti saat melempar jamrah selama tiga,” kata Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah Tri Atmaja dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin 26 Juni 2023.
Tri Atmaja menambahkan, heat stroke adalah kondisi tubuh tidak dapat mengontrol suhu tubuh akibat cuaca panas pada sang hari.
“ Heat stroke terjadi karena paparan cusca panas dengan suhu yang sangat tinggi sehingga menyebabkan kenaikan inti suhu lebih dari 40 derajat celsius,” ujar Tri Atmaja.
Piuncak ibadah haji dengan prosesi Armuzna dilaksanakan pada 27 Juni hingga 1 Juli 2023 diperkirakan dengan cuaca suhu yang panas bisa mencapai 44 derajat Celsius pada siang hari.
” Kondisi ini akan mengakibatkan kerusakan organ otak, jantung, dan ginjal bila terlambat untuk ditangani,” lanjut Tri Atmaja.
Oleh sebab itu, Tri Atmaja mengingatkan agar jamaah mengenali beberapa gejala heat stroke.
Gejala Heat Stroke
Tri Atmaja mengingatkan jamaah haji Indonesia mengenali gejala heat stroke akibat cuaca panas yang terjadi di Arab Saudi.
Gejala heat stroke, lanjut Tri Atmaja, diantaranya suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 40 derajat Celsius, kelelahan, kulit panas hingga kering.
“ Denyut nadi dan frekuensi napas meningkat, gangguan neurologis berupa penurunan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, drowsiness (perasaan mengantuk yang kuat), hingga koma,” kata Tri Atmaja.
Bila jamaah haji Indonesia mengalami head stroke, Tri Atmaja menyarankan untuk ditangani dengan ségera.
“ Jamaah Indonesia bisa mendatangi tenaga kesehatan Indonesia yang tersebar dibeberapa tempat jalur menuju Jamarat saat jamaah melaksanakan lontar jamrah di Mina,” kata Tri Atmaja.
Tujuannya jika ditemukan peserta ibadah haji dengan gejala heat stroke dapat segera dilakukan penanganan.
“Hal terpenting dalam penanganan heat stroke adalah penemuan kasus yang cepat dan penanganan sesegera mungkin sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut dari kondisi heat stroke,” katanya.
Jamaah disarankan untuk minum air 200 ml tiap jam dengan perlahan dan jangan tunggu haus.
“ Jamaah haji juga disarankan untuk minum satu sachet oralit yang dilarutkan dengan air 200 ml per hari,” ujarnya.
Jamaah juga diminta membawa handuk kecil yang nantinya bisa dibasahi dan dikompreskan ke badan untuk mengurangi panas tubuh untuk menghindari terjadinya heatstroke.
“Agar tidak jatuh ke kondisi heatstroke, jamaah haji penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Jangan tunggu haus dan minum air 200 ml tiap jam dengan perlahan,” katanya.
Tinggalkan Balasan