Hal serupa diungkapkan Listianto, warga binaan Lapas Nirbaya. “Alhamdulillah saya bisa ikut program ini. Saya ingin kembali ke masyarakat dengan lebih baik,” katanya.
Produksi hingga 2 Juta Paving Block per tahun
Menteri Imipas, Agus Andrianto, menegaskan program ini bagian dari strategi pembinaan modern.
Model perlatihan kerja (workshop) seperti ini akan ditinggkatkan agar warga binaan siap kembali ke masyarakat.
Keberhasilan program ini mengubah wajah Lapas Nusakambangan. Dari tempat pembinaan, kini lapas juga menjadi pusat kegiatan ekonomi produktif.
“Ke depan, Nusakambangan akan jadi percontohan nasional bagaimana lapas bisa menjadi episentrum pemberdayaan masyarakat,” kata Agus Andrianto saat meninjau workshop di Lapas Nusakambangan, Selasa 9 September 2025.
Warga binaan Lapas Nusakambangan kini mengolah FABA dari PLTU Adipala menjadi produk konstruksi bernilai jual.
Program kerja sama PLN ini mampu produksi 2 juta paving block per tahun dengan potensi omzet Rp5,4 miliar.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, yang turut hadir di kesempatan yang sama, menyebutkan bahwa pemanfaatan FABA memberi solusi ganda: lingkungan lebih terjaga dan peluang ekonomi baru tercipta.
“Kami bangga warga binaan mampu mengolah limbah menjadi komoditas produktif dengan kualitas premium. Produk ini juga kompetitif di pasar,” jelasnya.
Workshop FABA di Nusakambangan kini dilengkapi dua mesin produksi dengan kapasitas produksi mencapai2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun.
Jika berjalan optimal, potensi omzet bisa menembus Rp5,4 miliar per tahun.
Saat ini, 30 warga binaan sudah aktif mengolah FABA. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah dengan adanya pendampingan intensif.
“Etos kerja warga binaan sangat baik. Produk yang mereka hasilkan punya kualitas premium dan layak masuk pasar industri,” tambah Darmawan.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan