Ma’ruf menjelaskan bahwa Sukarno mengetahui keberadaan Makam Imam Bukhari di Uzbekistan.

Pada saat itu, Sukarno merencanakan strategi untuk menghadiri undangan dari pemerintah Soviet dengan syarat bahwa mereka harus menemukan dan membangun makam Imam Bukhari.

“Dulu ini tidak dikenal, tidak ditemukan (makam) Imam Bukhari ini. Tapi Bung Karno menyadarkan pemerintah sini (Uzbekistan) bahwa di sini ada tokoh utama, yaitu Imam Bukhari,” ujar Ma’ruf.

Ma’ruf melanjutkan, Sukarno bahkan mengancam bahwa ia tidak akan kembali ke Uzbekistan jika Makam Imam Bukhari tidak ditemukan dan dibangun di negara tersebut.

“Oleh karena itu, Bung Karno bilang, ‘Tidak akan saya datang ke sini kalau tidak dibangun makam Imam Bukhari’,” tambahnya.

Beriringan dengan cerita tersebut, Ma’ruf juga mengusulkan kepada pemerintah Uzbekistan untuk membangun sebuah perpustakaan guna mengenang jasa Presiden Pertama Indonesia tersebut.

Perpustakaan ini akan diberi nama ‘Soekarno Memorial Library’.

“Kita sedang mengusulkan agar di tempat ini dibangun perpustakaan yang mengenang peran Bung Karno, yakni Soekarno Memorial Library,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ma’ruf menjelaskan bahwa perpustakaan tersebut akan menjadi simbol penghormatan terhadap kontribusi Bung Karno dalam menemukan lokasi Makam Imam Bukhari.

Makam Imam Bukhari sendiri merupakan tempat peristirahatan terakhir seorang ulama terkemuka dalam bidang hadis.

Ia dikenal sebagai salah satu dari beberapa ahli hadis terkenal sepanjang sejarah, bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah.

Hadis-hadis yang dikumpulkannya memiliki derajat kepercayaan yang tinggi dalam buku-buku fiqih dan hadis.

Imam Bukhari lahir di Bukhara pada tanggal 13 Syawal 194 H atau 21 Juli 810 M.

Ia meninggal dunia di Khartank, sebuah desa kecil di dekat Samarkand, pada hari raya Idul Fitri tanggal 1 Syawal 256 H atau 1 September 870 M.

Saat ini, Makam Imam Bukhari masih dalam tahap rekonstruksi dan direncanakan akan dibangun dengan ukuran yang cukup besar.

Selain itu, di kompleks makam ini juga akan tersedia museum dan masjid dengan kapasitas hingga 10 ribu jemaah.

Kunjungan Wakil Presiden Ma’ruf Amin ke Samarkand ini menggambarkan pentingnya hubungan historis antara Indonesia dan Uzbekistan melalui peran yang dimainkan oleh Presiden Sukarno dalam mengakui dan membangun Makam Imam Bukhari.

Selain itu, usulan pembangunan Soekarno Memorial Library juga merupakan upaya untuk mengabadikan jasa-jasa Bung Karno dalam sejarah peradaban Islam dan hubungan antarnegara.