Pernyataan itu juga muncul setelah lebih dari 51.000 orang tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah.

Rabi Amar sebelumnya telah membuat pernyataan kontroversial tentang komunitas gay, khususnya di Israel.

Pada 2016, dia menyebut homoseksualitas sebagai kultus kekejian” dan bersikeras bahwa mereka akan menerima hukuman mati berdasarkan hukum Yahudi.

Amar juga mengatakan homoseksual tidak boleh menjadi orang Yahudi yang religius, menyebut homoseksualitas sebagai “nafsu liar yang harus diatasi”.

Dia mengomentari pawai LGBTQ+ di Yerusalem, menyebutnya perilaku yang lebih buruk daripada satwa liar.

Pernyataan Rabi Yahudi dapat Kecaman dari Komunitas LGBT

Pernyataan Amar dikecam oleh komunitas LGBTQ+ di Israel, menyebutnya sebagai tindakan “kebencian”.

Presenter berita Channel 13, Ori Qual, yang juga seorang gay, menggunakan tanggapan atas komentar Rabi Shlomo Amar di acaranya.

“Sebagai seorang lelaki gay, Rabi Amar, dan yang dikirim atas nama saluran ini ke Turki untuk meliput gempa, senang mengetahui bahwa Anda berpikir bahwa saya dan anggota komunitas saya bertanggung jawab atas bencana ini,” kata Qual.

“Apakah mungkin pada saat yang sama Anda dapat menyalahkan kami (komunitas LGBTQ+) atas biaya hidup dan inflasi?”

“Anda (seharusnya) malu dengan pandangan gelap Anda,” kata Qual.

“Di negara yang demokratis, barat, dan progresif, orang-orang seperti Anda tidak boleh dibayar dengan uang pembayar pajak.”

***