Namun, para ahli juga menyoroti bahwa virus yang diisolasi dari kucing-kucing di Polandia menunjukkan adanya dua mutasi yang memfasilitasi penularan yang lebih baik pada mamalia.
Laporan media dari Polandia mengutip direktur National Veterinary Institute di Puławy yang menyatakan bahwa telah terdeteksi dua mutasi pada virus H5N1 yang menunjukkan kemampuan virus tersebut berkembang biak dengan lebih mudah pada mamalia.
Meskipun ECDC menilai risiko saat ini untuk masyarakat umum rendah, namun risiko paparan sedang bagi orang yang berinteraksi dengan kucing yang terinfeksi, terutama jika mereka termasuk dalam kelompok populasi yang rentan.
Pihak berwenang sedang menyelidiki secara menyeluruh kematian sekitar 70 kucing domestik sejak tanggal 23 Juni yang terkait dengan wabah ini di Polandia.
Perhatian dan tindakan yang cepat diperlukan untuk mengendalikan penyebaran virus dan melindungi kesehatan manusia serta hewan peliharaan.
Wabah Virus Flu Burung H5N1 pada Kucing di Polandia Meningkatkan Kekhawatiran Penyebaran ke Mamalia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada Senin (17/7/2023) bahwa sebanyak 29 kucing di Polandia dinyatakan positif terkena virus H5N1.
WHO menekankan bahwa ini merupakan laporan pertama mengenai tingginya jumlah kucing yang terinfeksi flu burung A (H5N1) yang meluas di wilayah geografis yang luas di negara manapun.
Penyebaran virus flu burung H5N1 kepada kucing telah dipantau dalam beberapa bulan terakhir di seluruh dunia.
Dalam kasus ini, sedang dilakukan penyelidikan terhadap kematian sekitar 70 kucing domestik sejak tanggal 23 Juni.
Tindakan ini dilakukan setelah laporan mengenai lima anjing dan satu kucing yang juga dinyatakan positif terkena H5N1 di sebuah peternakan unggas di Brescia, Italia, pada tanggal 7 Juli.
Peternakan tersebut mengalami wabah flu burung.
Selain itu, Cile juga melaporkan kematian sebanyak 13.000 singa laut akibat flu burung, angka ini meningkat dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 9.000 ekor.
Peningkatan penyebaran virus ini menimbulkan kekhawatiran mengenai peluang yang lebih besar bagi virus untuk menular ke manusia, terutama karena semakin banyak mamalia yang terinfeksi.
Meskipun tercatat beberapa kasus flu burung pada manusia, termasuk tiga kasus di Inggris, namun belum ada laporan mengenai penularan virus ini dari manusia ke manusia atau dari mamalia ke mamalia di dunia.
WHO menjelaskan bahwa penyebaran kasus ini secara geografis yang luas menunjukkan bahwa dalam kasus ini bukanlah penularan dari kucing ke kucing.
Laporan dari media Polandia mengutip direktur National Veterinary Institute di Puławy yang menyatakan bahwa telah terdeteksi dua mutasi pada virus H5N1 yang menunjukkan kemampuan virus ini untuk berkembang biak dengan lebih mudah pada mamalia.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai kemungkinan penularan virus flu burung H5N1 kepada mamalia lainnya, termasuk manusia.
Maka dari itu, langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat dan upaya pengendalian penyebaran virus perlu dilakukan untuk melindungi kesehatan manusia dan hewan.
Para ahli kesehatan sedang melakukan penelitian dan analisis lebih lanjut terkait virus ini dan mutasinya.
Upaya kolaboratif antara negara-negara dan organisasi internasional seperti WHO sangat penting untuk mengatasi ancaman flu burung ini dan melindungi kesehatan masyarakat secara global.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan