KABARKIBAR.ID- Viral! Betapa sedihnya seorang ibu melihat sang buah hati di Bully dan mendapat perlakuan buruk dari teman sekolahnya.

Sebuah unggahan video dibagikan dari salah satu akun TikTok@erdarahman yang diduga ibu dari sang anak laki-laki tersebut.

Dalam video tersebut menjelaskan, seorang anak laki-laki terlihat sedang duduk di kursi depan mobil sambil meringis kesakitan.

“Ketika kasus perundungan di sekolah semakin parah, inilah yang terjadi. Dia sampai dipukuli oleh dua anak laki-laki, dicekik dan dipukul berkali-kali,” kata perekam video yang diduga Erda Rahman.

Dalam keterangan video tersebut Erda Rahman menyebut jika anak laki-lakinya telah dipukuli hingga dicekik berulang kali oleh dua anak laki-laki saat menjemputnya dari sekolah.

Terlihat anak tersebut terlihat meringis kesakitan karena menahan sakit dan sulit untuk bernapas normal.

Başkan sang anak pada saat di mobil tidak memakai pakaian sekolah, hanya memakai celana training.

Melihat hal itu, Erda kemudian membawanya ke rumah sakit karena putranya mengeluh sesak napas dan nyeri dada.

Namun sebelum itu ia mencari-cari keberadaan ayahnya, sehingga mereka pun pergi ke tempat kerja ayahnya terlebih dahulu sebelum ke rumah sakit.

Sesampainya di Unit Gawat Darurat (UGD), anak laki-laki tersebut dibius untuk pemeriksaan di bagian dalam.

Setelah dilakukan pemeriksaan, beruntung tak ada luka serius atau memar di bagian dalam pada anak tersebut.

Erda juga menjelaskan, setelah kejadian tersebut sang anak mengalami trauma dan tidak mau bersekolah lagi akibat perbuatan jahat teman sekolahnya.

Namun, ia tetap membujuk buah hatinya untuk tetap berangkat sekolah demi menunjukkan kepada teman-temannya kalau dirinya bukan seorang pengecut.

“Ibu terpaksa menyuruhmu ke sekolah sebab tak ingin kau jadi penakut,” lanjutnya.

Video yang pertama kali diunggah pada 17 Juli 2023 lalu ini pun mendapatkan perhatian warganet dengan jumlah like mencapai 14,1 ribu, 471 bagi, dan 607 simpan.

Namun, kolom komentar pada unggahan ini dinonaktifkan sehingga netizen tak bisa memberikan komentar dan dukungan kepada anak SD tersebut.