KABARKIBAR.ID- Banjir bandang dan tanah longsor di Korea Selatan telah menelan korban jiwa yang cukup banyak.
Hujan lebat yang melanda negara tersebut sejak tanggal 9 Juli telah meningkat intensitasnya dalam beberapa hari terakhir dan diprediksi akan terus berlanjut di beberapa wilayah.
Petugas penyelamat telah bekerja keras untuk menyelamatkan korban dan menemukan mayat yang terjebak di bawah banjir dan longsor tersebut.
Menurut laporan, sedikitnya 41 orang telah tewas dalam bencana ini.
Tim penyelamat berhasil menemukan tujuh mayat di dalam terowongan yang terendam banjir.
Terowongan tersebut menjadi jebakan bagi sekitar 15 kendaraan yang terperangkap dalam air berlumpur.
Tim penyelamat yang terdiri dari hampir 400 orang, termasuk penyelam, sedang melakukan pencarian di terowongan di pusat kota Cheongju.
Video dan foto dari kejadian tersebut menunjukkan upaya penyelamatan yang dilakukan oleh tim penyelamat, mereka membentuk perimeter dan memompa air berwarna coklat keluar dari terowongan.
Penyelam menggunakan perahu karet untuk memasuki dan keluar dari area tersebut.
Proses pemompaan air dari terowongan membutuhkan waktu beberapa jam karena air di dalamnya mencapai ketinggian 4 hingga 5 meter dan penuh dengan lumpur dan puing-puing.
Pekerja dengan hati-hati melakukan upaya tersebut untuk mencegah korban lain atau orang yang selamat terseret keluar.
Saat ini, sembilan orang telah berhasil diselamatkan, tetapi 11 orang lainnya masih diyakini hilang.
Jumlah pasti penumpang yang terjebak dalam kendaraan tersebut belum dapat dipastikan.
Bendungan di provinsi Chungcheong Utara juga hampir meluap pada Sabtu pagi, sehingga ribuan orang dievakuasi untuk menghindari bahaya yang lebih besar.
Sebanyak 22 orang dilaporkan meninggal dunia pada hari Jumat dan Sabtu, terutama di wilayah tengah dan tenggara Korea Selatan.
Selain itu, tanah longsor juga menyebabkan lima orang tewas dan mengubur rumah-rumah di dua kota pusat.
Pada hari Jumat, dua orang tewas akibat bangunan runtuh akibat tanah longsor di kota Nonsan.
Selain korban jiwa, laporan juga menyebutkan bahwa 14 orang hilang sejak hari Selasa dan 13 orang lainnya mengalami luka sejak hari Kamis.
Namun, penyebab pasti kematian korban tambahan tersebut belum dijelaskan dalam laporan terbaru.
Akibat bencana ini, lebih dari 1.500 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, sementara ribuan orang lainnya kehilangan pasokan listrik.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan