Rencana KCI Setelah Batalnya Impor KRL Bekas

Setelah dibatalkannya rencana impor KRL bekas dari Jepang, PT KAI Commuter (KCI) menyusun rencana lain untuk memenuhi kebutuhan armada KRL selama lima tahun ke depan.

Pasalnya, saat ini KRL memiliki 850.000 pengguna harian dan puncaknya tahun ini sebanyak 975.000.

Jumlah ini pasti akan mengalami pertambahan yang tinggi setiap tahun.

Anne Purba, selaku VP Corporate Secretary KAI Commuter mengatakan, penambahan armada ini akan dilakukan melalui skema retrofit untuk menggantikan KRL yang sudah ada.

Selain itu, KCI juga akan melakukan pengadaan KRL baru untuk menggantikan armada lama dan menambah kapasitas.

“Rapat koordinasi akan terus dilakukan untuk memastikan kebutuhan fasilitas KRL selama lima tahun ke depan dengan terpenuhi sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 24 Juni 2023.

Dia menjelaskan, sebelumnya KCI telah menandatangani kontrak dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA untuk pengadaan 16 rangkaian KRL baru.

INKA akan mengantarkan KRL baru untuk penambahan kapasitas ini  secara bertahap pada 2025 sampai 2026.

Sementara KRL yang lama akan diganti dengan impor 3 KRL baru pada 2024, retrofit 19 rangkaian KRL dari tahun ini dan impor 8 KRL baru pada 2027.

“Dengan demikian, sebanyak 24 rangkaian KRL baru akan didatangkan  PT INKA hingga tahun 2027,” jelasnya.

Ia menjelaskan, seluruh proses pengadaan fasilitas KRL kemungkinan mendapat dukungan dari negara melalui penyertaan modal negara (PMN), selain pendanaan dari PT KAI dan KAI Commuter.

Menurutnya, hal ini sangat penting untuk meningkatkan pelayanan  pengguna ke depan dan mendukung produksi fasilitas KRL dalam negeri.

“Ini masih didalami dan dikoordinasikan dengan stakeholder, termasuk dampaknya terhadap PSO (public service obligation/subsidi) yang saat ini sedang kami hitung dan kaji,” katanya.