Muhammed Abdurrahman Al-Bijawi, selaku Deputi Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi mengatakan, akan memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia.

“Salah satunya adalah jalur imigrasi yang dipangkas,” katanya.

Pemerintah Arab memberikan kuota haji tahunan kepada jemaah haji dari seluruh dunia yang ingin menunaikan ibadah haji.

Tujuannya untuk mengontrol jumlah jemaah agar bisa menjalankan ibadah dengan lancar dan nyaman.

Kuota jemaah haji bervariasi dari satu negara ke negara lain dan dari tahun ke tahun.

Pada 2023, Indonesia akan menerima kuota haji sebanyak 229.000 orang, terbesar dari tahun sebelumnya.

Jumlah ini sudah termasuk jemaah haji reguler dan khusus serta petugas haji.

Pada 2022, Indonesia telah diberikan kuota sebanyak 100.051 jemaah.

Pada tahun 2020 dan 2021, tidak ada jemaah haji yang berangkat akibat dampak pandemi Covid-19.

Sedangkan pada tahun 2019, jemaah yang berangkat telah mencapai 221.000. Lalu pada tahun 2018, kuota jemaah haji Indonesia sebanyak 221.000.

Sementara pada 2016 Indonesia dialokasikan 168.800 jemaah, kemudian pada 2017 meningkat menjadi 221.000 jemaah.

Untuk jumlah kuota di negara lain, pada 2023 kuota jemaah haji jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia.

Tahun ini Malaysia memberangkatkan 31.600 orang, Kuwait mendapat kuota 8.000 jemaah. Untuk Bangladesh, pemerintah Saudi menetapkan kuota 127.000 jemaah.

Untuk umat muslim Kirgizstan menerima alokasi 6.000 jemaah. Negara Palestina menerima alokasi 6.600 orang untuk yang berangkat dari Tepi Barat maupun Jalur Gaza. ***