Kemarau

Puncak periode El Niño tahun 2023 sebagian besar bertepatan dengan puncak musim kemarau.

BMKG memperkirakan puncak musim kemarau tahun 2023 di sebagian besar wilayah akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2023 dengan 507 zona musim (ZOM) atau 72,53 persen wilayah Indonesia terkena dampaknya.

“Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kewaspadaan selama bulan-bulan ini, Apalagi, banyak wilayah di Indonesia yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan-bulan tersebut,” kata pernyataan lembaga.

Ekuinoks

Faktor pengering lainnya yaitu posisi Matahari akan mengorbit di sekitar ekuator atau khatulistiwa jelang akhir tahun.

Yang puncaknya adalah fenomena ekuinoks.

“Sementara itu pada bulan September-Oktober serta matahari akan kembali berada di sekitar ekuator, pada periode tersebut jumlah radiasi matahari yang diterima oleh Indonesia akan maksimal,” lanjut Urip.

“Jadi tidak mengherankan jika di akhir Oktober kita mendapat laporan suhu udara panas,” ujarnya.

Menurut Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ekuinoks merupakan fenomena saat matahari melintasi garis khatulistiwa atau ekuator.

Efeknya, durasi siang dan malam di belahan bumi selatan dan utara adalah seimbang.

BRIN mencatat ekuinoks terjadi pada 23 September pukul 08.30 WIB/09.30 WITA/10.30 WIT.

Saat fenomena ini terjadi, jarak Matahari-Bumi mencapai 150.147.520 km.

Untuk lawanyya adalah solstis (solstice), yaitu saat matahari melintasi titik balik matahari ke arah utara atau selatan.

Kedua fenomena tersebut disebabkan oleh rotasi miring Bumi terhadap ekliptika dan sekaligus mengorbit Matahari.

Dampaknya adalah terjadinya pergantian musim pada negara-negara subtropis dan dataran tinggi.