Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa Rusia tampak lebih mendekat dan bersahabat dengan Indonesia?
Salah satu jawabannya dapat ditemukan dalam sejarah hubungan kedua negara.
Dalam pertemuan antara Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo pada 18 Mei 2016, Putin mengungkapkan bahwa hubungan Rusia dan Indonesia sudah lama terjalin erat.
Bahkan sejak era Presiden Soekarno, hubungan antara kedua negara telah dimulai. Putin mengingatkan bahwa “Rusia dan Indonesia dihubungkan oleh hubungan yang sudah lama dan erat.
Asal mereka adalah sahabat tulus negara ini, Presiden Indonesia Soekarno.”
Penting untuk dicatat bahwa dalam kunjungan Presiden Soekarno ke Moskow pada tahun 1956, ia bertemu dengan pimpinan Uni Soviet, yang memperkuat ikatan emosional dan sejarah antara Indonesia dan Rusia.
Selain itu, hubungan ini juga didukung oleh kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk pertukaran bantuan sistematis untuk memperdalam investasi dan kerjasama industri.
Sejarah hubungan erat antara Indonesia dan Rusia bermula ketika Uni Soviet memberikan dukungan bagi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
Soekarno, sebagai proklamator Indonesia, memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet, yang akhirnya membentuk dasar moral dan emosional dalam hubungan antara Indonesia dan Rusia.
Dalam hal ini, Moskow juga telah menjadi mitra dalam penyediaan peralatan militer dan senjata untuk Indonesia.
Pada tahun 1947, Indonesia menandatangani Perjanjian Persahabatan dengan Mesir, yang mengangkat nama Indonesia dalam diplomasi internasional.
Indonesia kemudian mendekati negara-negara kubu sosialis, terutama Uni Soviet.
Pada tahun 1950, Uni Soviet secara resmi mengakui Indonesia sebagai negara merdeka, yang pada akhirnya memicu hubungan diplomatik antara keduanya.
Walaupun memiliki sejarah yang kuat dalam hubungannya, Indonesia tetap teguh pada prinsip bebas aktif dalam politik luar negerinya.
Ini berarti Indonesia mengutamakan independensi dan netralitas, serta berperan aktif dalam mendorong perdamaian.
Sebagai pendiri Gerakan Non-Blok, Indonesia menegaskan bahwa posisinya adalah independen dan tidak berpihak kepada pihak manapun.
Dengan dasar sejarah panjang yang mencakup dukungan Uni Soviet terhadap kemerdekaan Indonesia, serta kerja sama dalam berbagai bidang, seperti pertahanan dan ekonomi, hubungan antara Indonesia dan Rusia memiliki akar yang kuat.
Ini menjelaskan mengapa Rusia tampaknya memiliki pandangan yang lebih positif terhadap Indonesia dalam konteks politik global dan geopolitik saat ini.
Tinggalkan Balasan