Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan menyeimbangkan neraca perdagangan dengan mengembangkan sektor nonmigas dan melakukan berbagai reformasi struktural.

Masyarakat Diminta Untuk Melindungi Risiko Fluktuasi Nilai Tukar

Masyarakat juga dapat melakukan upaya untuk melindungi diri dari risiko fluktuasi nilai tukar dengan mengelola keuangan secara bijak dan melakukan diversifikasi portofolio investasi.

Selain itu, penting untuk memperhatikan kondisi ekonomi global dan domestik serta berita-berita terkait pergerakan nilai tukar agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.

Menurutnya, sentimen global akan indeks kepercayaan investor Sentix di zona Euro akan memburuk pada bulan Mei diangka -13,1.

Memburuknya sentimen investor di zona Euro disebabkan oleh terhambatnya proses disinflasi April, yang tercermin dari rebound inflasi umum menjadi 7 persen yoy.

Hal tersebut terjadi akibat resiliensi inflasi pada zona Euro yang membuat investor dan pebisnis khawatir akan terjadi arah kebijakan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB).

Kebijakan itu akan berpotensi meneruskan kenaikan suku bunga hingga kuartal III/2023, sesuai dengan prediksi Samuel Sekuritas.

Indonesia sendiri saat ini cadangan devisa turun pada bulan April menjadi US$144,2 miliar.

Angka tersebut setara dengan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Salah satu penyebab turunnya nilai cadangan devisa Bank Indonesia adalah pelunasan obligasi global pemerintah dengan kode RI0423 senilai US$1,26 miliar.

Menurut estimasi Samuel Sekuritas, nilai cadangan devisa likuid BI menurun menjadi US$130,7 miliar.

Situasi ini menunjukkan adanya penurunan cadangan devisa yang cukup signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Penurunan cadangan devisa ini berdampak pada kebijakan moneter dan nilai tukar rupiah.

Bank Indonesia dapat mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan melindungi kebijakan moneter dengan mempertahankan tingkat cadangan devisa yang memadai.

Meskipun begitu, pemerintah dan Bank Indonesia memiliki rencana untuk mengatasi melemahnya nilai tukar Rupiah ini terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat .