KABARKIBAR.ID- Kasus tertukarnya bayi yang menggemparkan, melibatkan Rumah Sakit (RS) Sentosa Bogor, telah memunculkan tindakan tegas.

RS Sentosa Bogor memutuskan untuk menonaktifkan lima bidan dan perawat yang dianggap terlibat dalam kelalaian memasang gelang identitas, yang pada akhirnya mengakibatkan pertukaran bayi milik Siti Mauliah (37).

Keputusan ini muncul setelah penyidik Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Bogor memeriksa tujuh saksi terkait kasus ini.

Juru Bicara Rumah Sakit Sentosa Bogor, Gregg Djako, menjelaskan bahwa dalam kasus ini telah diberlakukan Surat Perintah (SP) 1 kepada 10 orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

Dari 10 orang tersebut, lima perawat dan bidan diputuskan untuk dinonaktifkan atau dibebastugaskan dari tugas mereka.

Mereka akan dialihkan ke bagian administratif sementara waktu.

Keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa mereka tidak lagi terlibat dalam bagian persalinan dan perawatan bayi.

Gregg menambahkan bahwa pihak rumah sakit sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi siapa yang paling bertanggung jawab dalam peristiwa ini.

Meskipun awalnya ada 15 orang yang akan dikenai sanksi, pihak rumah sakit berupaya untuk memastikan keterlibatan yang pasti dari setiap individu sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

Sebelumnya, Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Bogor telah memeriksa para bidan dan perawat yang bertugas di Rumah Sakit Sentosa Bogor.

Mereka dianggap sebagai saksi yang terlibat dalam penanganan persalinan bayi yang kemudian tertukar.

Hasil pemeriksaan selama 10 jam tersebut mengungkap adanya kelalaian dalam memasang gelang identitas pada bayi Siti.

Gelang identitas ganda atau dua gelang dengan nama yang sama, yaitu nama pasien “B” (nama sebutan dari rumah sakit), telah menjadi penyebab mendasar terjadinya kebingungan yang berujung pada pertukaran bayi.

Kasus ini telah mengguncang masyarakat dan memunculkan keprihatinan akan standar operasional prosedur (SOP) di rumah sakit dan peran tenaga medis dalam penanganan pasien, terutama bayi yang baru lahir.

Keputusan RS Sentosa Bogor untuk menonaktifkan beberapa tenaga kesehatan yang terlibat merupakan langkah awal yang diambil untuk memastikan bahwa insiden semacam ini tidak terulang di masa depan.

Tes DNA Dilakukan untuk Mengungkap Kasus Tertukarnya Bayi di Bogor

Pasien dengan sebutan “B” atau yang juga dikenal dengan nama Ibu D dan suaminya, akhirnya memutuskan untuk menjalani tes deoxyribonucleic acid (DNA) dalam rangka mengungkap kasus yang menghebohkan, yakni tertukarnya bayi di Bogor, Jawa Barat.

Kejadian ini melibatkan dugaan pertukaran bayi D dengan bayi Siti Maulia, seorang warga Bogor, yang terjadi setahun yang lalu di Rumah Sakit Sentosa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.