Band ini merilis album perdana mereka pada tahun 1975 dengan judul “Guruh Gypsy” yang menghadirkan musik gamelan Bali.

Selang dua tahun setelah itu, Guruh mendirikan organisasi bernama Swara Mahardika yang kemudian berubah nama menjadi Yayasan Swara Mahardika pada tahun 1987.

Selain itu, ia juga terjun ke dunia bisnis dengan mendirikan PT Gencar Semarak Perkasa (GSP) pada tahun 1989.

Sebagai seorang seniman, Guruh sering mengeksplorasi kemampuannya melalui berbagai pertunjukan.

Beberapa di antaranya adalah Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarnoputra I pada tahun 1979 dan Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarnoputra II: Untukmu Indonesiaku (1980).

Ia juga membuat film semi-dokumenter berjudul “Untukmu Indonesiaku” yang dirilis bersamaan dengan pelaksanaan pagelarannya.

Selain itu, Guruh mengadakan pertunjukan kolosal dengan judul ‘JakJakJakJak Jakarta’ dalam rangka perayaan ulang tahun Jakarta yang ke-462 dan Pagelaran Kolosal: Gempita Swara Mahardhika dalam rangka perayaan 10 tahun Swara Mahardika pada tahun 1987.

Guruh juga terlibat dalam industri film sebagai ilustrator musik dalam film “Ali Topan Anak Jalanan” (1977).

Ia juga menunjukkan bakat aktingnya dengan memerankan tokoh Sunan Muria dalam film “Sembilan Wali” (1985).

Pada 23 Maret 2011, dalam rangka Hari Musik Nasional, Guruh menerima Penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia dari Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI).

Di bidang politik, Guruh bergabung dengan PDI-P yang dipimpin oleh kakaknya, Megawati Soekarnoputri.

Melalui partai ini, ia terpilih sebagai anggota DPR-RI mewakili daerah pemilihan Jawa Timur I. Di DPR-RI, Guruh menjabat di Komisi X yang bergerak di bidang Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda, Olahraga, dan Perpustakaan.

Ia beberapa kali menjadi anggota DPR.

Dalam kehidupan pribadinya, Guruh terlihat lebih suka menjomblo.

Baru pada usia 46 tahun, ia menikah dengan seorang penari asal Uzbekistan, Sabina Guseynova, pada tanggal 20 September 2002 di Tashkent, Uzbekistan.

Dalam pernikahannya, Guruh memberikan Al-Quran, buku “Di Bawah Bendera Revolusi”, dan buku otobiografi Presiden Soekarno sebagai mas kawin.

Namun, sayangnya pernikahan mereka tidak bertahan lama.

Pada awal November 2009, Guruh terlihat dekat dengan seorang wanita bernama Evasari Gabrielle Silalahi, tetapi hubungan mereka tidak berlanjut ke jenjang pernikahan.

Guruh juga sempat dekat dengan penyanyi Cici Paramida dan menciptakan lagu khusus untuknya, “Candu Asmara”.

Namun, hubungan tersebut juga tidak berlangsung lama.

Selain itu, Guruh juga dikabarkan pernah menjalin hubungan dengan Dewi Perssik, dan Dewi sendiri tidak menampik kedekatan tersebut.