“Dari tahun 2013 hingga 2015, kami masih berfokus pada pengemasan dan desain stiker helm. Produksi helmnya sendiri belum kami lakukan, kami hanya memesan helm dari pemasok lain dan kemudian mengemas serta mendesainnya. Merek RSV baru didirikan pada tahun 2016,” terang Dani.
Namun, setelah tahun 2016, RSV Helmet mulai menunjukkan langkah serius dalam membangun mereknya.
Dani mengungkapkan bahwa awal mula brand RSV mencuri perhatian adalah melalui model helm bernama Supe Color.
Helm ini diproduksi di Bandung dan mulai mendapatkan pengakuan dari berbagai kalangan, khususnya para penggemar motor.
Perjalanan merek ini semakin menarik perhatian pada tahun 2017, saat RSV Helmet mulai menghasilkan helm dengan desain yang sesuai dengan tren saat itu.
Tidak hanya menawarkan desain yang menarik, RSV juga fokus pada kualitas bahan yang digunakan dalam produksi helmnya.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh RSV Helmet tidaklah ringan.
Mereka harus bersaing dengan produsen helm yang sudah lebih dulu mendominasi pasar.
Dani menjelaskan bahwa pada tahun 2014-2015, RSV masih berada dalam fase pengembangan yang bisa diibaratkan sebagai langkah merangkak.
Pesaing-pesaing besar sudah ada, dan RSV harus mencari celah untuk bisa bersaing dengan baik.
“Kami menghadapi kompetisi yang ketat karena pesaing-pesaing kami memiliki skala bisnis yang lebih besar. Kami berusaha untuk bersaing melalui bisnis online, karena jika melalui saluran offline, distribusi menjadi lebih sulit karena pesaing kami sudah memiliki jaringan distribusi yang kuat,” tambahnya.
Dengan tekad dan usaha yang tak kenal lelah, RSV Helmet akhirnya mampu mengatasi berbagai rintangan yang ada. Mereka berhasil menemukan strategi yang tepat untuk menghadapi kompetisi, dan melalui dedikasi mereka terhadap kualitas dan desain, merek RSV Helmet kini dikenal sebagai salah satu opsi terkemuka dalam dunia helm di Indonesia. Kisah inspiratif ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan inovasi dapat membawa sebuah merek dari tahap awal yang sederhana menjadi merek yang diperhitungkan dalam industri yang kompetitif.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan