Dilaporkan oleh Pusat Iklim Beijing (BCC) pada tanggal 12 Juli, beberapa wilayah di China mengalami suhu panas yang berlangsung selama 10-20 hari.

Wilayah-wilayah yang terdampak fenomena suhu panas ini termasuk Shaanxi selatan, Hebei selatan, Shandong tengah dan barat, Anhui, Jiangsu, Zhejiang, Hubei tengah dan utara, Chongqing, Xinjiang tengah dan selatan, serta Mongolia Dalam bagian barat.

Menurut BCC, suhu mencapai 44 derajat Celsius di beberapa kota seperti Lingshou, Gaocheng, Zhengding, dan Yanjin selama periode tersebut.

Kondisi panas yang melanda China juga berdampak pada penggunaan listrik yang meningkat drastis dan merusak pertanian.

Fenomena suhu ekstrem ini juga memicu kekhawatiran akan kemungkinan kembali terjadinya kekeringan yang parah seperti yang terjadi tahun lalu, yang merupakan insiden terparah dalam 60 tahun terakhir.

Perubahan suhu yang drastis di China bukanlah hal yang baru.

Pada 22 Januari, Kota Mohe di Provinsi Heilongjiang mencatat suhu ekstrem yang mencapai 53 derajat Celsius.

Angka tersebut berhasil mengalahkan rekor sebelumnya yang tercatat pada tahun 1969 dengan suhu sebesar 52,3 derajat Celsius.

Kondisi perubahan suhu yang ekstrem di China dan beberapa negara di Asia belakangan ini menimbulkan kekhawatiran terkait efek dari suhu yang terlalu tinggi.

Suhu ekstrem seperti ini dapat memiliki dampak serius pada kesehatan manusia, lingkungan, serta sektor pertanian dan ekonomi secara keseluruhan.

Para ahli juga mengkhawatirkan jika kondisi suhu panas yang berlangsung dalam waktu yang lama akan berkontribusi pada peningkatan risiko kekeringan yang dapat mengancam pasokan air, mengurangi produktivitas pertanian, dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Perubahan iklim yang semakin ekstrem ini menjadi isu yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat.

Upaya yang lebih besar harus dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi dampak perubahan iklim yang semakin terasa.

Perlindungan lingkungan dan keberlanjutan harus menjadi fokus utama dalam upaya menghadapi tantangan ini.

Penting bagi masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan keamanan di tengah kondisi suhu yang ekstrem.

Penggunaan energi yang efisien dan berkelanjutan, penghematan air, serta pengurangan limbah menjadi langkah-langkah penting yang dapat diambil secara individu maupun kolektif untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Perubahan suhu yang terjadi di China dan di seluruh dunia mengingatkan kita akan urgensi untuk melakukan tindakan yang berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan.

Kesadaran dan kolaborasi bersama merupakan kunci untuk mencapai masa depan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan perubahan iklim ini.