Musfihin Dahlan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan Pemerintah Indonesia karena uji coba MLFF tidak dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan.
Penyebab dibatalkannya uji coba tersebut adalah teknologi sistem MLFF yang belum memenuhi standar Key Performance Indicator (KPI) yang telah disepakati.
Secara garis besar, sistem ini dirancang untuk menjamin 100 persen pendapatan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dari tarif tol.
Namun, menjelang tanggal 1 Juni, pihak BUP belum dapat memperoleh KPI 100 persen dari kontraktor utama, yaitu perusahaan Hongaria, Multi Contact Zrt.
Meskipun teknologi ini telah diterapkan di Hongaria, penyesuaian dengan kondisi dan lingkungan di Indonesia masih diperlukan.
Terdapat perbedaan mendasar dalam pengelolaan jalan tol antara Indonesia dan Hongaria.
Di Hongaria, operator jalan tol berada di bawah kontrol penuh pemerintah, termasuk dalam hal pembayaran.
Sementara itu, di Indonesia, BUJT yang memiliki peran tersebut.
Oleh karena itu, penerapan MLFF tidak dapat dilakukan secara langsung tanpa mempertimbangkan kondisi BUJT di Indonesia.
Perbedaan mendasar ini menjadi salah satu tantangan yang dihadapi antara Hongaria dan Indonesia.
Selain itu, penundaan uji coba MLFF juga terkait dengan transfer teknologi yang belum dilakukan oleh pihak Hongaria.
RITS berharap agar proyek MLFF dapat diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Indonesia sebagai pemilik teknologi.
Oleh karena itu, semua proses, termasuk transfer teknologi, harus dilaksanakan.
Hingga saat ini, RITS belum menerima repository dan source code dari pengembang Hongaria.
Kedua hal tersebut penting untuk memungkinkan pemerintah Indonesia dan tim dari Indonesia mengontrol pengembangan sistem ini.
Musfihin Dahlan telah melaporkan hal ini kepada Pemerintah Indonesia dan meminta dilakukan review terhadap program MLFF.
Tujuannya adalah agar program ini dapat diimplementasikan dengan baik sesuai harapan pemerintah, operator jalan tol di Indonesia, dan tentunya masyarakat Indonesia.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan