Ternyata, implementasi VAR ini tidaklah mudah bagi PSSI.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menyatakan bahwa terdapat beberapa tantangan besar yang dihadapi oleh federasi tersebut.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah masalah Sumber Daya Manusia (SDM), di mana belum semua wasit di Indonesia menguasai bahasa Inggris.
Hal ini menjadi kendala dalam komunikasi antara wasit dan tim VAR yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi.
Oleh karena itu, PSSI perlu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris para wasit sebagai persiapan dalam penerapan VAR.
Selain itu, infrastruktur juga menjadi catatan penting yang perlu ditingkatkan.
Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung penggunaan VAR, seperti fasilitas teknologi dan jaringan yang stabil.
PSSI harus bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan infrastruktur yang memadai tersedia di stadion-stadion yang akan digunakan dalam Liga 1.
Tidak hanya itu, persiapan teknisi yang akan mengoperasikan VAR juga menjadi hal yang harus dipersiapkan dengan matang.
Teknisi yang bertanggung jawab dalam pengoperasian VAR harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai agar sistem VAR dapat berjalan dengan lancar dan akurat.
Arya Sinulingga menyampaikan bahwa PSSI telah mengadakan rapat terkait persiapan VAR, di mana mereka membahas hal-hal yang telah disiapkan.
PSSI sedang berusaha memenuhi semua persyaratan dan mengatasi tantangan yang dihadapi agar VAR dapat diterapkan dengan sukses dalam Liga 1 2023/2024.
Implementasi VAR di Liga 1 diharapkan dapat memberikan keadilan dalam pengambilan keputusan, mengurangi kontroversi, dan meningkatkan kualitas pertandingan.
PSSI harus mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan tekad dan kerja keras untuk memastikan bahwa persiapan VAR berjalan lancar sehingga dapat memberikan manfaat positif bagi sepak bola Indonesia.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan