Jokowi : Menjadi Presiden Tidaklah Mudah

Dalam pidato Rapat Tahunan MPR, Presiden Jokowi menyebutkan kallar menjadi presiden tidaklah mudah.

Dihadapan wakil presiden, Ketua MPR RI, Ketua DPRI RI, Ketua DPD RI, para menteri, dan para pejabat negara lainnya, Jokowi mengaku menjadi presiden tidaklah nyaman yang dibayangkan orang.

Posisi Presiden itu, tidak senyaman yang dipersepsikan.

Ada tanggung jawab besar yang harus diemban dan banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan dan dengan adanya media sosial seperti sekarang ini.

” Apapun bisa sampai ke Presiden. Menjadi presiden adalah tanggungjawab besar yang harus diemban seperti permasalahan rakyat yang harus cepat diselesaikan,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, era kemajuan teknologi jama sekarang ini, masyarakat bisa menyampaikan apapun lewat media sosial.

“ Mulai dari ejekan, fitnah, kemarahan serta masalah lain bisa disampaikan lewat media sosial dan saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa. Bahkan ada yang menyebut saya Firaun, Ya itu tak apa-apa saya sebagai pribadi menerima saja,” ucap Jokowi.

Hanya saja Jokowi kecewa belakangan ini banyak fitnah sana-sini mengatasnamakan dekokrasi.

Menurut Jokowi, ujaran kebencian dan fitnah mengatasnamakan demokrasi mencemari budaya Indonesia dan melukai keluhuran budi pekerti bangsa.

“ Ini yang membuat saya kecewa dan sedih, kita yang dikenal sebagai bangsa dengan ubdaya santun dan budi pekerti mulai hilang. Kebebasan dan demokrasi ini melampiaskan kedeengkian dan fitnah sana-sini,” kata Jokowi.

Namun, kata Jokowi tidak semua masyarakat seperti ini yang juga kecewa dengan budaya kebencian dan fitnah akhir-akhir ini.

“Cacian dan makian yang ada justru membangunkan nurani kita semua, nurani bangsa untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik, bersatu menjaga mentalitas masyarakat, sehingga kita bisa tetap melangkah maju menjalankan transformasi bangsa, menuju Indonesia Maju,” kata Jokowi.

Jokowi menambahkan, bahwa Indonesia saat ini punya peluang besar. Untuk meraih Indonesia Emas 2045 meraih posisi jadi 5 besar kekuatan ekonomi dunia dan tidak hanya peluangnya saja.

” Tapi strategi untuk meraihnya sudah ada, sudah dirumuskan,” kata Jokowi.

Tinggal apakah kita, kata Jokowi mau memfokuskan energi kita untuk bergerak maju atau justru membuang energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif, yang memecah belah.

Lanjut Jokowi, bahkan ini yang membuat kita melangkah mundur

Bonus demografi yang akan mencapai puncak di Tahun 2030-an adalah peluang besar untuk meraih Indonesia Emas 2045, 68% adalah penduduk usia produktif.

” Disinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita,” kata Jokowi.