KABARKIBAR.ID- Pasca menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan pada Kamis, 24 Agustus 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas mengklarifikasi bahwa Indonesia saat ini belum resmi menjadi anggota baru dari organisasi BRICS.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi menjelaskan bahwa untuk menjadi anggota baru dari BRICS, suatu negara harus secara resmi menyampaikan surat “expression of interest” (surat minat).

Hingga saat ini, Indonesia belum mengajukan surat tersebut.

Presiden Jokowi juga memberikan alasan mengapa pemerintah Indonesia belum mengajukan surat minat untuk bergabung dengan BRICS.

Ia menyatakan bahwa pemerintah perlu melakukan evaluasi dan kajian mendalam terkait keanggotaan dalam organisasi ini.

Keputusan untuk bergabung harus dipertimbangkan dengan matang, mengingat implikasi dan dampaknya terhadap hubungan bilateral dengan negara-negara anggota BRICS.

Jokowi menjelaskan, “Kita ingin mengkaji terlebih dahulu, mengkalkulasi terlebih dulu. Kita tidak ingin tergesa-gesa, dan juga hubungan kita dengan lima negara anggota BRICS juga sangat baik dan terutama di bidang ekonomi.”

BRICS adalah blok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Organisasi ini sering dianggap sebagai saingan dari kelompok negara maju G7, yang terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, Italia, Inggris, Jepang, Kanada, dan Jerman.

Kehadiran Presiden Jokowi dalam KTT BRICS kali ini berdasarkan undangan resmi dari penyelenggara acara.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memberikan pidato singkatnya.

Dalam pidato tersebut, Jokowi membicarakan tentang ketidakadilan dalam tatanan ekonomi dunia yang masih menghambat kemajuan negara-negara miskin dan berkembang.

Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan, “Kita semua melihat tatanan ekonomi dunia saat ini sangat tidak adil, gap pembangunan semakin lebar, rakyat miskin dan kelaparan semakin bertambah, dan situasi seperti ini tidak boleh dibiarkan.”

Ia menegaskan bahwa negara-negara berkembang harus bersatu dan berjuang untuk hak-hak mereka, serta menolak diskriminasi dalam perdagangan.

Jokowi juga mengajak untuk memajukan industri di negara berkembang tanpa hambatan dan mendukung kerja sama yang setara serta inklusif.

Ia melihat potensi BRICS sebagai penggerak utama dalam memperjuangkan keadilan pembangunan dan mereformasi sistem tata kelola global yang lebih adil.

Dengan sikap hati-hati dalam mengkaji dan mempertimbangkan keanggotaan BRICS, pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara BRICS dan memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil akan membawa dampak positif bagi perkembangan ekonomi dan diplomasi Indonesia di masa depan.

BRICS Memperluas Keanggotaan: Enam Negara Baru Bergabung

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, telah mengumumkan keputusan penting pada Kamis, 24 Agustus 2023, yang akan membawa dampak besar dalam dinamika geopolitik global.

Kelompok ekonomi dan politik BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) akan membuka pintu bagi enam anggota baru, memperluas pengaruh dan keanggotaan blok ini.