Mbah Maridjan lahir pada 7 Oktober 1927 di Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikannya pada kepercayaan dan pengetahuan tentang alam.

Dia juga menempuh pendidikan di sebuah pesantren dan mempelajari agama Islam secara mendalam.

Seiring bertambahnya usianya, Mbah Maridjan semakin terpukau oleh Gunung Merapi dan memutuskan untuk menjalani kehidupannya sebagai kuncen atau juru kunci Gunung Merapi.

Tugasnya adalah memberikan peringatan kepada masyarakat tentang bahaya erupsi Gunung Merapi dan membimbing mereka dalam menghadapi bencana alam.

Mbah Maridjan menjadi terkenal pada tahun 1994 ketika Merapi meletus dan memakan korban jiwa.

Saat itu, Mbah Maridjan berhasil memprediksi waktu dan lokasi erupsi dengan akurat.

Kepiawaiannya dalam memprediksi erupsi Merapi membuatnya menjadi pahlawan di mata masyarakat.

Sejak saat itu, Mbah Maridjan semakin dikenal di kalangan masyarakat dan bahkan beberapa kali ia diundang ke acara-acara televisi dan radio untuk berbicara tentang keahliannya dalam memprediksi erupsi Merapi.

Namun, meskipun memiliki keahlian dalam memprediksi erupsi, Mbah Maridjan tidak pernah merasa sombong dan selalu bersikap rendah hati.

Pada 26 Oktober 2010, Merapi meletus kembali.

Mbah Maridjan yang saat itu berada di rumahnya menolak untuk mengungsi, meskipun petugas SAR dan pihak berwenang sudah memberi peringatan untuk segera mengungsi.

Ia lebih memilih untuk tetap di rumahnya dan berdoa. Namun, sayangnya ia tak bisa lolos dari awan panas dan meninggal dunia.

Kematian Mbah Maridjan menjadi berita besar dan banyak membuat masyarakat Indonesia terpukul.

Banyak orang merasa kehilangan seorang tokoh penting yang telah memberikan banyak kontribusi dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya erupsi Gunung Merapi.

Namun, warisan yang ditinggalkan oleh Mbah Maridjan tetap hidup di kalangan masyarakat dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

Salah satu warisan Mbah Maridjan adalah konsep “Andhap Asor”, yang merupakan cara hidup sederhana dan ramah terhadap alam dan lingkungan sekitar.

Konsep ini mempengaruhi banyak orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memperhatikan cara hidup yang ramah terhadap alam.

Selain itu, Mbah Maridjan juga mempunyai pengaruh yang besar dalam mengajarkan nilai-nilai