Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa sistem kelistrikan Flores memiliki daya mampu 105,38 megawatt (MW) dan prediksi beban puncak saat KTT sebesar 89,93 MW, sehingga cadangan daya sangat mencukupi.
PLN telah menyiagakan 70 unit Uninterruptible Power Supply (UPS), 35 unit gardu bergerak, 31 unit genset, dan 93 unit kendaraan operasional untuk memastikan keandalan pasokan selama KTT berlangsung.
Selain itu, PLN juga memastikan ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) cukup untuk menopang kebutuhan kendaraan listrik delegasi dan pengamanan, serta kendaraan operasional.
Terdapat 7 unit SPKLU Ultra Fast Charging di Kantor Bupati Manggarai Barat, 1 unit SPKLU Fast Charging di Kampung Ujung, dan 100 Home Charging yang tersebar di tujuh lokasi strategis.
Labuan Bajo sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) menjadi fokus PLN dalam persiapan infrastruktur kelistrikan.
Darmawan mengatakan bahwa di masa depan, Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah lebih banyak acara internasional dan destinasi favorit bagi wisatawan yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi NTT bahkan nasional.
PLN memastikan persiapan infrastruktur kelistrikan di NTT dilakukan lebih cepat dan berkualitas.
“Tahun lalu, persiapan KTT G20 hampir satu tahun, PLN sukses mendukung gelaran internasional tersebut tanpa kedip. Kini, persiapan untuk KTT ASEAN lebih cepat, hanya dua bulan. Bukan karena mengejar target, tapi karena sistem ketenagalistrikan PLN sudah tertata makin baik,” jelas Darmawan.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat memberikan apresiasi terhadap langkah PLN dalam memastikan pasokan listrik untuk gelaran KTT ASEAN.
Viktor menyatakan bahwa event internasional kini tidak hanya dilaksanakan di Jakarta atau Bali, namun NTT telah siap menjadi tuan rumah.
Viktor berharap kolaborasi antara PLN dan Pemerintah Provinsi NTT dapat berlangsung secara berkelanjutan.
“Energi itu bukan komoditi, energi adalah infrastruktur. Bila ada energi dimanapun, pertumbuhan ekonomi akan ada di sana. Provinsi ini akan menjadi salah satu provinsi terkaya di Indonesia 15-20 tahun mendatang. Karena kalau renewable energy menjadi panduan untuk energi masa depan, maka NTT adalah salah satu lumbung EBT,” kata Viktor.
Tinggalkan Balasan