Pihak penyelenggara menyatakan bahwa relokasi acara dilakukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan peserta dan panitia.
“Penyelenggaraan ASEAN Queer Advocacy Week memutuskan untuk merelokasi tempat acara di luar Indonesia. Keputusan ini diambil setelah menerima serangkaian ancaman keamanan,” demikian keterangan resmi dari penyelenggara.
Alasan Pertemuan LGBT Batal Digelar
ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) memutuskan untuk membatalkan pertemuan komunitas Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) se-ASEAN yang awalnya direncanakan akan digelar di Jakarta.
Keputusan tersebut diambil menyusul adanya serangkaian ancaman keamanan yang diterima oleh penyelenggara.
Sebagai tindakan pencegahan dan untuk menjaga keselamatan semua pihak yang terlibat, acara tersebut akan dipindahkan ke luar Indonesia.
Dalam keterangannya, ASEAN Sogie Caucus, yang merupakan penyelenggara AAW, menyatakan bahwa mereka telah memantau situasi dengan cermat, termasuk gelombang “anti-LGBT” yang terjadi di media sosial.
Keputusan untuk membatalkan dan memindahkan lokasi acara diambil dengan tujuan menjaga keselamatan dan keamanan peserta dan panitia.
Namun, penyelenggara juga menekankan pentingnya dialog dengan kelompok-kelompok yang terpinggirkan, termasuk mereka yang mengalami diskriminasi berdasarkan orientasi seksual, identitas gender, ekspresi gender, dan karakteristik seks mereka (SOGIESC).
Mereka meminta ASEAN dan pemerintah untuk menciptakan ruang bagi masyarakat sipil dan pemegang hak untuk belajar dan berdiskusi tentang isu-isu penting bagi mereka.
Serta untuk secara bebas mengekspresikan pandangan mereka terkait bagaimana ASEAN dapat memajukan hak asasi manusia di wilayah ini.
Penyelenggara juga menyoroti ancaman yang dihadapi oleh kelompok LGBTQIA+ dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kebencian di dunia maya, serangan terhadap para pembela hak asasi manusia, dan pembalasan terhadap pelaksanaan hak-hak sipil dan politik.
menganggap masalah ini sangat serius dan meminta keterlibatan pemerintah serta mekanisme hak asasi manusia ASEAN untuk memantau dan merespons situasi ini.
Meskipun acara tersebut dibatalkan dan dipindahkan, penyelenggara tetap mengajak para aktivis LGBTQIA+ untuk tetap kuat dan menjaga kekuatan kolektif sebagai gerakan pembela hak asasi manusia.
Mereka percaya bahwa kekuatan kolektif inilah yang akan mendukung aktivisme mereka dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Sebelumnya, beredar kabar di media sosial tentang rencana pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 17-21 Juli 2023.
Namun, akun Instagram @aseansogiecaucus, yang merupakan akun resmi ASEAN SOGIE Caucus, telah menjadi akun privat, sehingga akses ke kontennya terbatas.
Tinggalkan Balasan