Apakah bioetanol akan dijual serentak di Indonesia? Fadjar mengatakan bioetanol kemungkinan akan dijual pertama kali di Surabaya.
“Karena tes uji cobanya itu di Surabaya mungkin akan dilakukan dulu di wilayah Surabaya,” ujarnya.
Jika mengutip pada laman Kementerian ESDM, program bioetanol tebu diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November 2022 lalu untuk memastikan ketahanan energi.
Program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan produksi bioetanol nasional dari 40.000 kiloliter pada tahun 2022 menjadi 1,2 juta kiloliter pada tahun 2030 dan menjadi sumber potensial bahan bakar campuran jenis bensin.
Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan di Brazil, energi yang dihasilkan dari 1 ton tebu setara dengan 1,2 barel minyak crude oil.
“Kalau tebu berhasil, maka B30 sawit bisa ditingkatkan lagi, yang akan memperkuat ketahanan energi negara kita, Indonesia,” kata Jokowi pada saat itu.
Keunggulan Bahan Bakar Bioetanol
Jadi apa keuntungan dari bioetanol? dikutip Kementerian ESDM, Prof. Tatang Hernas Soerawidjaja, selaku pakar Bioenergi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, pencampuran bioetanol bisa menjadi solusi untuk membantu mengurangi tekanan impor BBM yang membebani neraca perdagangan Indonesia.
Laporan ITB memperkirakan bahwa Indonesia akan mengimpor hingga 35,6 juta kiloliter pada tahun 2040, hampir dua kali lipat jumlah bahan bakar minyak yang diimpor pada tahun 2021.
Menggunakan bioetanol sebagai campuran bahan bakar memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Mengurangi impor bahan bakar bensin
- Mengurangi emisi polusi dari kendaraan
- Potensi penciptaan lapangan kerja di bidang pertanian dan produksi bioetanol.
- Berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 43 persen, termasuk partikel CO2, NOx dan PM2.5.
- Memperkuat bauran energi terbarukan Indonesia, diproyeksikan mencapai 23% pada tahun 2025.
Penurunan emisi dapat terjadi karena etanol merupakan bahan bakar dengan angka oktan (RON) 128, sehingga pencampurannya dengan bensin akan meningkatkan kadar oktan bahan bakar dan kualitas pembakarannya.
Sebagai informasi tambahan, bahwa bioetanol adalah campuran bahan bakar konvensional dan nabati etanol yang berasal dari molase tebu yang diproduksi oleh PT Energi Agro Nusantara, merupakan salah satu anak perusahaan grup PTPN.
Langkah ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak yang dasarnya dari fosil. ***
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan