Anggota Tim-Tim MotoGP Buka Suara Terkait Masalah Visa MotoGP India
“Kami masih menunggu beberapa visa untuk India. Oleh karena itu, beberapa anggota tim tidak dapat berangkat dengan penerbangan yang telah mereka pesan sebelumnya,” jelas pemilik tim Red Bull-KTM, Aki Ajo.
Pemilik tim Liqui Moly-Husqvarna Moto3 Peter Öttl juga mengatakan, penerbangan saya ke New Delhi berangkat pukul 16.50 hari ini.
“ Saya belum menerima visa saya. Ini akan menyenangkan dan menarik,”kata Peter Öttl dengan tersenyum.
Sementara tutu Jens Hainbach, Wakil Presiden Road Racing di Pierer Mobility AG dengan merek KTM, GASGAS dan Husqvarna mengaku bahwa timnya belum memiliki visa satupun.
“Kami semua belum memiliki visa elektronik. Kami berbicara tentang total 50 orang yang dijadwalkan berangkat dari berbagai lokasi di Eropa besok sepanjang hari itu. Kami diberitahu bahwa visa harus dikirim 24 jam sebelum keberangkatan,” ujarnya.
“Badan visa di India adalah sebuah bencana. Kami sekarang harus mengeluarkan semua visa satu per satu dengan tangan,” kata seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya.
Yang dipertaruhkan adalah total sekitar 2.000 izin masuk untuk Grand Prix IndianOil di Sirkuit Internasional Buddh di Greater Noida dekat New Delhi.
Karena India, dengan populasi sekitar 1,4 miliar jiwa, merupakan salah satu pasar berkembang dan pasar masa depan bagi semua produsen sepeda motor, venue GP baru ini disambut baik oleh semua pabrik.
Dorna telah menandatangani kontrak dengan otoritas terkait dan promotor lokal selama lima tahun dengan opsi lima tahun lagi.
Bagi tim dan reporter, perjalanan ke New Delhi berubah menjadi sebuah perjalanan petualangan.
Bukan hanya peserta dari Jerman yang khawatir dengan makanan yang terkontaminasi.
Terlebih lagi, India kini telah memberlakukan lockdown setelah wabah virus Nipah.
Kejadian di masa pandemi virus corona, larangan berkumpul dan penutupan sekolah.
Setelah dua orang meninggal karena infeksi virus Nipah, pemerintah India mengumumkan lockdown di wilayah Kerala.
Patogen ini menyebabkan infeksi otak yang berbahaya.
Untungnya, wilayah yang terkena dampak berjarak 2.600 km dari Sirkuit Buddh.
“Bagi Pierer Mobility, satu Grand Prix di India lebih penting daripada empat Grand Prix di Spanyol dan dua di Italia,” kata CEO Pierer Hubert Trunkenpolz.
“Kami juga ingin kami mengadakan lebih banyak event GP di Amerika Selatan.
Manajer paddock dari International Road racing Team Association (IRTA) Geoff Dixon melayangkan permohonan maaf kepada tim di ketiga kelas Grand Prix atas kekurangan visa.
IRTA juga memastikan tim balap tidak akan dibebani biaya tambahan terkrait masalah ini.
“Perhatian utama kami saat ini adalah membawa seluruh anggota tim ke paddock di India agar kami bisa menggelar ajang tersebut,” ujar Geoff Dixon.
Kini permohonan visa harus diselesaikan secara manual dan individual dengan bantuan aktif dari karyawan Dorna.
Setiap anggota tim harus menyelesaikan masalah tersebut sebelum jadwal MotoGP India 2023.
Setelah akhir pekan ini, Dorna, tim, dan pabrikan akan mempertimbangkan dan mempertimbangkan apakah skuad MotoGP akan kembali ke trek ini dengan infrastruktur yang megah pada tahun 2024.
Tinggalkan Balasan