KABARKIBAR.ID – Sejarah kemerdekaan Indonesia mengalami proses yang sangat panjang, salah satunya ada dari tokoh asal Jepang, Laksamana Maeda.

Laksamana Tadashi Maeda merupakan seorang perwira angkatan darat (Rikugun) Jepang di Hindia Belanda selama Perang Pasifik.

Pada masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda, Laksamana Maeda menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Kaisar Jepang (Kaigun Bukanfu).

Kaigun Bukanfu yaitu lembaga yang berguna sebagai jembatan dan koordinasi antara angakatan darat (Rikugun) yang bertugas di Jawa dan angkatan laut (Kaigun) yang bertugas di Indonesia bagian timur agar tidak terjadi konflik antara kedua belah pihak.

Mengutip dari tesis Laode Mugamad Kabarakati, Peran Laksamana Tadashi Maeda dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (1942-1945), berdirinya Kaigun Bufaku merupakan inisiatif dari keresahan oleh Laksamana Maeda.

Kemudian, pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaigun Bukanfu berhasil diresmikan dan Laksamana Maeda diangkat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Darat dan Angkatan Laut Tentara Kekaisaran Jepang.

Lantas, apa saja peran Laksamana Maeda dalam Proklamasi Indonesia? Yuk simak ulasannya di bawah ini!

Peran Laksamana Maeda dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Laksamana Maeda merupakan salah satu tokoh Jepang yang secara langsung ikut serta berperan penting dalam pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, Laksamana Maeda berani melawan status quo Jepang hingga kedatangan Belanda.

Akibatnya, ia dijebloskan ke penjara Gang Tengah pada akhir Desember 1946 setelah Indonesia merdeka.

Berikut ini adalah peran Laksamana Maeda dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia”

Punya Hubungan Dekat dengan Tokoh Nasional

Laksamana Maeda menjalin hubungan dekat dengan sejumlah tokoh bangsa seperti Ahmad Subardjo.

Saat Laksamana Maeda menjadi kepala Kaigun Bukanfu, Ahmad Subardjo menjadi kepala biro riset Kaigun Bukanfu di Jakarta.

Hubungan ini tentunya akan membantu proses pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Berperan dalam Pencarian Sukarno-Hatta

Setelah Subardjo tidak menemukan Sukarno dan Moh Hatta hadir di sidang PPKI pada 16 Agustus 1945, ia meminta Laksamana Maeda untuk meminta bantuan mengenai lokasi dan penculik kedua proklamator itu.