Setelah berkembangbiak di neuron-neuron sentral, virus rabies akan menyebar ke seluruh organ dan jaringan tubuh untuk berkembangbiak, termasuk pada adrenal, ginjal, paru-paru, hati, dan jaringan tubuh lainnya.
Dengan pemahaman mengenai penyebaran virus rabies dalam tubuh, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit ini serta pentingnya pencegahan dan penanganan yang cepat.
Melakukan vaksinasi hewan peliharaan, menghindari kontak langsung dengan hewan yang berpotensi terinfeksi, dan segera mencari perawatan medis setelah gigitan hewan yang mencurigakan adalah langkah-langkah penting dalam melindungi diri dari penyakit rabies.
Gejala Rabies dan Penanganan Jika Terjangkit
Gejala dan tanda rabies pada hewan terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe ganas dan tipe jinak.
Pada tipe ganas, terdapat tiga stadium gejala, yaitu stadium prodromal, stadium eksitasi, dan stadium paralisis.
Pada stadium prodromal, gejalanya meliputi malaise, nafsu makan berkurang, perilaku sedikit lebih jinak dari biasanya, demam ringan, dan penurunan refleks kornea.
Pada stadium eksitasi, hewan menjadi reaktif dengan menyerang dan menggigit benda yang bergerak, memiliki kecenderungan pica (memakan berbagai benda termasuk tinjanya sendiri), lupa pulang, strabismus, dan ejakulasi spontan.
Pada stadium paralisis, gejalanya meliputi ekor yang jatuh, mandibula yang lemas, lidah yang menjulur, saliva (ludah) yang berhamburan, dan kaki belakang yang terseret. Stadium ini berlangsung singkat dan umumnya diikuti oleh kematian hewan.
Pada tipe jinak, stadium ini biasanya muncul setelah stadium paralisis.
Anjing yang terinfeksi rabies akan terlihat tenang dan diam, namun akan menunjukkan perilaku agresif jika mendekat.
Gejala dan tanda pada manusia yang terinfeksi rabies meliputi demam, mual, rasa nyeri di tenggorokan, kegelisahan, takut air (hidrofobia), takut cahaya, dan produksi air liur yang berlebihan (hipersaliva).
Dalam pertolongan pertama pada penderita rabies, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain mencuci luka gigitan hewan (anjing) dengan sabun atau deterjen di bawah air mengalir selama 10-15 menit.
Kemudian memberikan obat antiseptik pada luka gigitan seperti obat merah atau alkohol 70%, dan segera menghubungi pusat rabies untuk mendapatkan pertolongan lanjutan, seperti melalui media center atau Dinas Peternakan Provinsi Bali.
Untuk mencegah penyakit rabies, langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan vaksin rabies pada hewan peliharaan setiap satu tahun sekali.
Jika digigit oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies, segera laporkan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).
Pemberantasan penyakit rabies merupakan upaya penting dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Melalui kesadaran akan pentingnya vaksinasi hewan peliharaan dan penanganan yang cepat terhadap gigitan hewan yang mencurigakan, diharapkan penyebaran penyakit rabies dapat dikendalikan dengan lebih efektif.
Tinggalkan Balasan