KABARKIBAR.ID – Rencana pengenalan transaksi tol nirsentuh tanpa setop atau Multi Lane Free Flow (MLFF) di Indonesia mengalami kegagalan.

Uji coba yang seharusnya dilakukan di Jalan Tol Bali-Mandara pada tanggal 1 Juni 2023 tidak terlaksana dan belum ada kejelasan mengenai hal ini.

PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) untuk MLFF. RITS memiliki hubungan dengan Roatex Ltd. Zrt, sebuah perusahaan asal Hungaria.

Saham RITS sebesar 99 persen dimiliki oleh Roatex Ltd. Zrt, sedangkan sisanya sebesar 1 persen dimiliki oleh individu yang juga berasal dari Hungaria.

Sistem MLFF telah berhasil diterapkan di Hungaria sejak tahun 2013.

Namun, menurut mantan Direktur Utama RITS, Musfihin Dahlan, ada potensi kehilangan pendapatan saat MLFF diterapkan di Indonesia.

“Dalam proposal, seluruh pendapatan saat ini dengan e-toll akan tetap sama saat MLFF diterapkan. Namun, setelah dilakukan pengecekan, terdapat kehilangan sebesar 20 persen. Ini membuat uji coba tidak mungkin dilakukan,” jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Selain itu, pemerintah diminta membayar sejumlah US$ 80 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun kepada perusahaan Hungaria, yaitu Multicontact Zrt, yang ditunjuk oleh Roatex Zrt.

Juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra S Atmawidjaja, mengakui bahwa pihaknya telah mendapatkan informasi mengenai masalah yang terjadi.

“Kemungkinan pemberlakuan MLFF secara nasional akan mundur dari jadwal. Kami akan mempelajari penyesuaian rencana kerja ke depan,” ujar Endra.

Projek MLFF yang direncanakan memiliki lingkup Design-Build-Finance-Operate-Transfer (DBFOT) dengan konsesi selama 10 tahun.

Skema pengembalian projek melibatkan user charge (tarif) dan nilai investasi sebesar Rp 4,4 triliun.

Meskipun rencana pengenalan MLFF di Indonesia menghadapi kendala, upaya pemerintah untuk memperbaiki sistem transaksi tol tetap menjadi perhatian.