KABARKIBAR.ID- Mendekati dimulainya tahun ajaran baru 2023/2024 dengan Kurikulum Merdeka, orang tua dan siswa baru diharapkan mulai mempersiapkan perlengkapan sekolah dan materi pembelajaran dengan baik.
Pada tahun ini, jenjang SD, SMP, dan SMA akan menerapkan Kurikulum Merdeka, yang juga dikenal sebagai Merdeka Belajar.
Kurikulum ini resmi diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, pada Februari 2022 untuk menggantikan Kurikulum 2013.
Tentu saja, terdapat perbedaan antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013.
Berikut penjelasannya.
Apa Itu Kurikulum Merdeka?
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang menawarkan berbagai macam pembelajaran intrakurikuler (tatap muka), di mana kontennya akan dioptimalkan agar peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk memahami konsep dan memperkuat kompetensinya.
Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan fleksibilitas dan dukungan kepada pendidik dalam menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi satuan pendidikan.
Inti dari Kurikulum Merdeka adalah konsep Merdeka Belajar, yang dirancang agar siswa dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka masing-masing.
Jika pada Kurikulum 2013 peserta didik diharuskan mempelajari semua mata pelajaran dari tingkat TK hingga SMP dan kemudian memilih jalur IPA/IPS di SMA, Kurikulum Merdeka memiliki pendekatan yang berbeda.
Dalam Kurikulum Merdeka, peserta didik tidak lagi “dipaksa” untuk mempelajari mata pelajaran yang bukan minat utama mereka.
Peserta didik bebas memilih materi yang ingin mereka pelajari sesuai minat masing-masing.
Inilah yang dimaksud dengan konsep Merdeka Belajar.
Nadiem menjelaskan bahwa di sekolah SMA yang menerapkan Kurikulum Merdeka, tidak akan ada lagi jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa.
“Pada program SMA dengan Kurikulum Merdeka, tidak akan ada lagi peminatan seperti jurusan, kejuruan, atau peminatan lainnya,” kata Nadiem secara virtual pada Jumat (11/2/2022).
Ia menjelaskan bahwa siswa bebas memilih mata pelajaran yang diminati selama dua tahun terakhir di SMA.
“Ini merupakan salah satu keputusan atau pilihan yang memberikan kebebasan kepada anak-anak kita yang sudah memasuki usia dewasa untuk memilih,” ungkapnya.
Dengan diberlakukannya Kurikulum Merdeka, diharapkan siswa dapat lebih terlibat dan bersemangat dalam proses pembelajaran, karena mereka dapat mengeksplorasi minat mereka dan memilih materi yang relevan dengan tujuan dan minat karier mereka di masa depan.
Bagi orang tua dan siswa baru, penting untuk memahami prinsip dan tujuan dari Kurikulum Merdeka ini agar dapat mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi tahun ajaran baru yang akan segera dimulai.
Pencapaian Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, sebagai berikut:
1. Relevansi Lokal
Salah satu tujuan utama dari Kurikulum Merdeka adalah menciptakan kurikulum yang lebih relevan dengan realitas lokal, budaya, dan kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah.
Dengan memperhatikan konteks lokal, diharapkan pembelajaran menjadi lebih berarti dan dapat diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari siswa.
2. Pengembangan Potensi Siswa
Tujuan selanjutnya dari Kurikulum Merdeka adalah mengembangkan potensi siswa secara holistik.
Tidak hanya fokus pada aspek intelektual, melainkan juga memperhatikan perkembangan emosional, sosial, dan keterampilan praktis siswa.
Kurikulum ini berusaha menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung siswa dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki.
Tinggalkan Balasan