“Telinga memiliki kelenjar yang menghasilkan kotoran dan kelenjar keringat, sehingga tidak ada hubungan antara polusi udara dengan banyaknya kotoran telinga,” imbuhnya, baru-baru ini dikutip dalam siaran pers yang diterima Kabarkibar.id.

Ciri-ciri Awal Gangguan Pendengaran, Benarkah dari Polusi Udara?

Kita diimbau untuk lebih memperhatikan mengenali tanda-tanda awal gangguan pendengaran akibat polusi udara dan perilaku sehari-hari yang tidak sehat.

“Kalau sudah berdenging, itu tanda-tanda kalau telinga sudah lelah. Lebih baik kurangi volumenya dan jangan terlalu keras atau terlalu lama,” kata dia.

Penurunan fungsi pendengaran juga tidak terjadi secara tiba-tiba.

Ingatlah untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala atau keluhan tertentu untuk menghindari kerusakan pendengaran lebih lanjut.

“Itulah sebabnya kami terus mengedukasi dan mempermudah akses intervensi melalui aplikasi berbasis teknologi AI,” kata dr Madhita.

Parahnya Polusi Udara di Asia Tenggara

Polusi udara saat ini menjadi persoalan bukan hanya di Jabodetabek, melainkan hingga ke Asia Tenggara.

Polusi udara secara global terus menimbulkan risiko eksternal terbesar terhadap kesehatan manusia, dan negara-negara di Asia dan Afrika.

Hal ini menurut sebuah studi baru yang diterbitkan pada Selasa, 29 Agustus 2023, Afrika dan Asia harus menanggung dampak terberatnya.

Ada sekitar tiga perempat dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan terkonsentrasi di enam negara: Bangladesh, India, Pakistan, China, Nigeria, dan Indoneisa.

Hal ini menurut laporan Institut Kebijakan Energi Universitas Chicago, EPIC, dalam laporan tahunannya tentang Indeks Kehidupan Kualitas Udara, AQLI.

Jika partikel berbahaya di udara yang dikenal sebagai PM2.5 diturunkan ke tingkat yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rata-rata harapan hidup di seluruh dunia akan meningkat sebesar 2,3 tahun, kata laporan itu.