KABARKIBAR.ID- Siapkah kita bila kiamat internet atau internet apocalypse selama berbulan-bulan terjadi di dunia?

Topik pembahasan tentang kiamat internet atau internet apocalypse tersebut ramai jadi pembahasan di media sosial, TikTok.

Dalam unggahan tersebut, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperingatkan kemungkinan adanya kiamat internet atau disebut  internet apocalypse.

“NASA memperingatkan ‘kiamat internet’ yang dapat menonaktifkan internet selama berbulan-bulan,” tulis berbagai akun Tiktok, Rabu 5 Juli 2023.

Munculnya badai matahari super yang akan datang pada dekade berikutnya, orang-orang di Bumi akan mengalami tanpa akses internet selama berbulan-bulan.

“ Badai matahari super tersebut diprediksi akan mengakibatkan internet apocalypse atau kiamat internet,” dilansir USA TODAY.

Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan oleh Sangeetha Abdu Jyothi, seorang pakar ilmu komputer di University of California, Irvine menyimpulkan bahwa ada kemungkinan 1,6% hingga 12% bahwa gangguan yang diperpanjang pada internet dapat terjadi dalam dekade berikutnya karena badai matahari .

Studi selanjutnya memperkirakan bahwa kegagalan sebesar itu dapat merugikan ekonomi AS di mana risiko gangguan internet lebih tinggi daripada di Asia  sebanyak $7 miliar per hari.

Matahari diketahui kerap melepaskan partikel magnetik setiap beberapa waktu.

Partikel magnetik tersebut disebut sebagai solar wind atau angin surya, Efek dari adanya angin surya ini ialah munculnya aurora di daerah dekat dengan kutub utara dan selatan.

Menurut NASA, angin surya diciptakan oleh ekspansi luar pertikel bermuatan dari korona Matahari di atmosfer terluar.

Meski lebih padat dibandingan angin di Bumi, namun angin ini jauh lebih cepat dan bisa bertiup dengan kecepatan satu hingga dua juta mil per jam.

Angin yang dihasilkan badai Matahari ini dapat berdampak ke Bumi hingga mampu melepaskan partikel matahari dan radiasi elektromagnetik.

Meski begitu, kemungkinan badai yang memicu pemadaman internet sangat kecil, menurut sebuah penelitian dari dua tahun lalu, namun ancamannya masih tidak bisa diremehkan.

Penyebab Kiamat Internet

Ilmuwan di NASA diketahui masih berusaha untuk mencegah adanya dampak dari badai matahari.

Kekhawatiran akan adanya kiamat internet sendiri diketahui karena adanya artikel NASA yang merinci mengenai badai matahari yang kuat terjadi pad 2025 mendatang hingga menimbulkan efek pada telekomunikasi, setelit serta jaringan listrik.

“Selain itu, risiko badai geomagnetik dan dampak buruk pada masyarakat kita saat ini meningkat saat kita mendekati ‘maksimum matahari’ berikutnya  puncak dalam siklus aktivitas 11 tahun Matahari yang diperkirakan akan tiba sekitar tahun 2025,” ujar Vanessa Thomas, salah satu ilmuwan di NASA Goddard Space Flight Center di Maryland.

Sebuah laporan dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) juga menyebutkan jika siklus matahari menjadi aktif pada tingkat yang lebih cepat dibanding perkiraan para ilmuwan.

Penyelidikan NASA bisa menjadi kunci untuk mencegah kegagalan internet.

Bertahun-tahun yang lalu, badan antariksa merilis Parker Solar Probe dalam upaya untuk mencegah apa yang disebut Weather Channel dalam laporan bulan Juni sebagai “kiamat internet”.

Pesawat ruang angkasa itu diluncurkan pada 2018 dalam perjalanan yang pada 2021 membawanya mendekati permukaan matahari, memasuki atmosfer atasnya, korona, tempat angin matahari dihasilkan, menurut NASA.

Di sanalah wahana itu mengalami kondisi yang keras untuk mengumpulkan informasi penting tentang matahari.

Menurut para peneliti NASA mengarah pada wawasan baru tentang bagaimana angin matahari mencapai kecepatan supersonik dan berdampak pada sistem cuaca luar angkasa yang lebih besar.

“Sama seperti pendaratan di Bulan memungkinkan para ilmuwan untuk memahami bagaimana itu terbentuk, menyentuh bahan penyusun Matahari akan membantu para ilmuwan mengungkap informasi penting tentang bintang terdekat kita dan pengaruhnya terhadap tata surya,” kata agensi tersebut dalam sebuah pernyataan. pada saat itu.

Karena misi penyelidikan, NASA awal tahun ini juga mengetahui bahwa angin matahari sebagian besar dapat didorong oleh jet energi skala kecil, yang dikenal sebagai “jetlet”, di dasar korona.

“Temuan ini membuatnya lebih mudah untuk menjelaskan bagaimana angin matahari dipercepat dan dipanaskan,” kata Craig DeForest, ahli fisika matahari di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, dalam laporan NASA.

“Kami belum selesai dengan teka-tekinya, tapi ini adalah langkah maju yang besar untuk memahami misteri utama fisika matahari.”