Selain itu, juga dikerahkan 1 unit alat berat dan 10 petugas pesisir.

Upaya pembersihan dan pencegahan yang dilakukan oleh DLH DKI Jakarta diharapkan dapat meminimalisir penumpukan sampah di hutan mangrove dan sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ambil Tindakan Bersihkan Tumpukan Sampah di Muara Angke

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta mengambil tindakan untuk membersihkan tumpukan sampah yang terlihat di hutan mangrove kawasan Muara Angke, Jakarta Utara (Jakut).

Keberadaan tumpukan sampah ini menjadi sorotan setelah viral di media sosial.

Video yang beredar menunjukkan betapa besar dan meluasnya tumpukan sampah yang menyerupai dataran pantai.

Samlawi, seorang penjaga kawasan mangrove Jakut, menjelaskan bahwa tumpukan sampah di hutan mangrove Muara Angke berasal dari dua sumber, yaitu sampah yang berasal dari laut dan Kali Angke.

“Sampah ini berasal dari laut dan Kali Angke. Sampah-sampah tersebut terdorong oleh ombak besar, kemudian masuk ke sela-sela mangrove. Hal ini baru terjadi dalam dua minggu terakhir,” ujar Samlawi seperti dilansir Antara, pada Rabu (12/7/2023).

Menurut Samlawi, hutan mangrove sejatinya memiliki kemampuan untuk menahan sampah yang terbawa oleh ombak.

Namun, penting bagi permukiman di sekitarnya untuk menyadari kondisi ini agar masalah yang lebih besar dapat dihindari di masa mendatang.

Selain risiko banjir yang dapat ditimbulkan, keberadaan tumpukan sampah yang sebagian besar terdiri dari plastik dan terperangkap di antara mangrove juga akan mengganggu ekosistem perairan di sekitarnya.

Selain itu, tumpukan sampah ini juga menyebabkan kawasan pesisir di Jakarta Utara terlihat kumuh.

Akibatnya, kualitas air laut di sepanjang kawasan mangrove tersebut menjadi tercemar dan menghitam.

Bani Sadar, Ketua RW 022 Pluit, Penjaringan, Jakut, mengungkapkan bahwa wilayah RW 022 Pluit adalah salah satu wilayah permukiman penduduk di sekitar yang dapat terdampak oleh kondisi yang mengganggu hutan mangrove tersebut.

Sebagai upaya untuk mengurangi jumlah sampah, Bani Sadar menjelaskan bahwa wilayah yang dihuni oleh sekitar 6.000 orang tersebut telah menyiapkan petugas di setiap RT untuk mengingatkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, melainkan menggunakan bak penampungan sampah sementara.

“Kami sudah meminta warga untuk membuang sampah ke bak penampungan yang telah disediakan. Kami memiliki petugas yang secara otomatis mengingatkan masyarakat, siapapun itu, untuk tidak membuang sampah sembarangan karena dampaknya akan dirasakan oleh wilayah RW 022,” ungkap Bani Sadar.