KABARKIBAR.ID – Spindle Sleep, Semburan atau ledakan singkat aktivitas otak selama tidur yang berpotensi mengurangi kecemasan pada orang dengan gangguan stres pascatrauma atau PTSD.

Menurut penilaian peneliti, temuan itu berguna untuk orang dengan gangguan kecemasan yang mencari cara non-invasif untuk mendapat manfaat tahapan tidur.

Menurut laporan Science Daily, pada Sabtu, 28 Mei 2023, penelitian para ahli di University of California San Francisco (UCSF) menunjukkan bahwa higienitas tidur, stimulasi listrik otak, dan obat tidur yang diresepkan dapat meningkatkan spindle sleep.

Hal ini terkait dengan tidur tahap non-rapid eye movement 2 (non-REM2) yang berpotensi bermanfaat bagi pasien dengan gangguan stres dan kecemasan.

Dalam tahap Non-REM 2, detak jantung dan pernapasan seseorang akan melambat dan suhu tubuh akan turun.

Kita juga akan semakin tidak sadar akan lingkungan sekitar kita.

Jika ada suara yang terdengar, tidak mungkin untuk benar-benar memahami isinya.

Penulis studi tersebut, Anne Richards dari UCSF Department of Psychiatry and Behavioral Sciences mengatakan studi ini menyoroti peran gelendong tidur atau spindle sleep dalam mengurangi kecemasan pada PTSD.

Selain itu, dia juga konfirmasikan peran spindle sleep dalam mentransfer informasi baru ke memori jangka panjang.

“Hasil temuan ini dapat berimplikasi tidak hanya pada orang dengan PTSD tetapi juga pada orang dengan gangguan kecemasan,” kata Richards.

Para peneliti merekrut 45 partisipan yang saat itu sedang mengalami trauma.

Beberapa peserta memiliki gejala PTSD sedang dan yang lainnya memiliki gejala yang lebih ringan atau tanpa gejala.

Mereka mempelajari gelondong selama tidur pada tahap NREM2, yang menyumbang 50% dari total tidur.

Dalam studi ini, peserta menyelesaikan “kunjungan stres”.