Salah satu rangkaian sebelum meryakan Nyepi yaitu dilaksanakan pada Tilem Sasih Kesanga. Pelaksanaan Tawur Agung Kesanga biasanya dilakukan pada tengah (siang) hari (tengai tepet).

Tujuan

Menurut beberapa sumber yang beredar, Tawur Agung Kesanga bertujuan untuk membersihkan Bhuana Agung dan Bhuana Alit sesuai konsep Tri Hita Karana.

Tujuan melakukan Tawur Agung Kesanga adalah untuk mengusir kejahatan dari sekitarnya.

Makna

Makna melakukan Tawur Agung adalah membayar atau mengembalikan hakekat alam yang telah dirampas oleh manusia dan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup yang hakiki.

Pengembalian dilakukan dengan upacara yang dipersembahkan untuk Butha, dengan tujuan agar Butha tidak mengganggu manusia.

Usai Tawur Agung Kesanga, dilanjutkan dengan pawai ogoh-ogoh berupa Bhuta Kala (simbol kejahatan). Ogoh-ogoh akan diarak keliling kampung atau desa lalu dibakar.

Inilah artinya membakar semua kejahatan di bumi. Dengan demikian, kehidupan yang harmonis akan tercapai sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana.

Prosesi

Rangkaian Nyepi diawali dengan Melasti, lalu Tawur Agung Kesanga, dilanjutkan Pengerupukan, hingga akhirnya Nyepi.

Tawur agung kesanga dilakukan dengan melakukan ritual di catus pata desa (persimpangan jalan), yang dianggap sebagai titik pertemuan antara ruang dan waktu.

Upacara kemudian dilanjutkan dengan pecaruan di rumah masing-masing. Setelah itu dilanjutkan pawai ogoh-ogoh keliling desa.

Hal ini bertujuan untuk menyerap energi negatif dan meleburkannya, disimbolkan dengan pembakaran ogoh-ogoh yang sudah diarak.

***