Perjalanan legendaris Tony Bennett dimulai sejak usia belia. Sebelum memasuki dunia musik, ia berkontribusi sebagai bagian dari tentara AS selama Perang Dunia II.

Bertugas sebagai prajurit infanteri, ia terlibat dalam pertempuran di Eropa, khususnya di Prancis dan Jerman.

Pengalaman berat sebagai tentara memberikan pengaruh mendalam pada seni dan gaya bermusiknya.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Tony Bennett kembali ke Amerika Serikat dan mengambil kesempatan untuk belajar di American Theatre Wing.

Di lembaga ini, ia semakin memperdalam kemampuannya dalam bermusik dan bernyanyi.

Hasilnya, pada tahun 1949, talentanya menarik perhatian aktris dan penyanyi Pearl Bailey, yang mengajaknya menjadi penampil pembuka di Greenwich Village.

Semangat dan keberanian Tony Bennett untuk menciptakan kaset demo membawanya menuju kesuksesan yang gemilang.

Columbia Records tertarik dengan demonya, dan dari situlah karier musiknya benar-benar melejit.

Ketika itu, Bennett diharapkan untuk tidak meniru gaya bernyanyi Frank Sinatra yang tengah populer saat itu.

Melalui lagu hit pertamanya “Because of You,” Bennett berhasil memikat hati banyak orang dan menjadikannya sebagai bintang populer dengan penjualan lebih dari satu juta kopi pada tahun 1951.

Berbekal bakat dan dedikasi, Tony Bennett berhasil menjaga eksistensinya di dunia musik selama tujuh dekade.

Dia terus menciptakan karya-karya berkualitas dan mencatat prestasi tanpa harus merasa terancam oleh generasi musisi yang lebih muda.

Bahkan, Tony Bennett mencatat empat penghargaan dari Guinness World Record.

Pertama, ia menjadi orang tertua yang mencapai No.1 di tangga album AS dengan album “Cheek to Cheek,” yang dibuatnya bersama Lady Gaga.

Kedua, Bennett menjadi musisi dengan periode terlama yang berhasil masuk ke UK Top 20 Album, yakni selama 39 tahun.

Ketiga, dia menjadi orang tertua yang berhasil masuk ke tangga UK Top 20 Album melalui lagu “Duets: An American Classic” saat usianya mencapai 80 tahun.

Keempat, Tony Bennett menjadi musisi dengan jarak waktu terlama antara rekaman asli dan rekaman ulang dari single yang sama oleh artis yang sama.

Prestasi luar biasa ini membuktikan bahwa karier Tony Bennett tidak hanya menceritakan tentang kesuksesan dalam dunia musik, tetapi juga tentang dedikasi dan semangat dalam mengejar passion sejatinya.

Bahkan pada usia senja dan dalam kondisi kesehatan yang menantang, ia tetap menghadirkan keajaiban melalui musiknya.

Pada tahun 2021, Tony Bennett mencatat sejarah baru sebagai orang tertua yang merilis lagu baru.

Album terbarunya, “Love for Sale,” dirilis saat usianya mencapai 95 tahun. Ini menjadi album kolaborasi kedua antara Bennett dan Lady Gaga, mengikat hubungan erat antara dua musisi hebat ini.

Meskipun telah didiagnosis mengidap Alzheimer pada tahun 2018, semangat dan keceriaan Tony Bennett tak pernah padam.

Dalam sebuah video yang dirilis oleh Interscope Records, Gaga menyatakan bahwa setiap kali mereka bernyanyi bersama, dia merasa seperti seorang anak kecil yang bebas bermain.

Kolaborasi dengan Lady Gaga juga memberikan kesempatan bagi Bennett untuk mentransfer kebijaksanaannya selama bertahun-tahun kepada generasi muda.

Perjalanan gemilang Tony Bennett dalam musik telah memberikan inspirasi bagi banyak orang, terutama para musisi muda yang bermimpi meniti karier di industri ini.

Dengan ketulusan, bakat, dan semangatnya, Tony Bennett telah menjadi ikon musik yang abadi, meninggalkan warisan yang tak terlupakan di dunia musik.

Meskipun sang legenda telah berpulang, karya-karyanya akan selalu hidup dalam hati para pendengar dan terus mengalun sepanjang masa.