Selain meninggalkan jejak kaki yang sarat dengan patogen, lalat juga meninggalkan kotorannya pada makanan dan minuman yang dihinggapinya.

Lalat hinggap di air minum atau makanan itu sebenarnya biasa terjadi.

Hal ini tentu mengkhawatirkan karena lalat merupakan hewan yang suka hinggap di tempat kotor, seperti bangkai hewan dan tempat sampah.

Sayang sekali jika Anda langsung membuang makanan atau minuman yang dihinggapi lalat, apalagi jika masih utuh. Namun, apakah aman untuk tetap dikonsumsi?

Seperti yang sudah dijelaskan di beberapa website kesehatan, tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi minuman dan makanan yang terkontaminasi lalat.

Jika Anda terus mengkonsumsinya, Anda mungkin mengalami beberapa infeksi dan gejalanya adalah mual, muntah, atau diare.

Karena lebih suka hinggap di tempat kotor, lalat kemungkinan besar akan memakan bakteri di sana, seperti E. Coli, Salmonella, dan lain-lain.

Bakteri yang dimakan lalat dapat tumbuh di tubuhnya dan kemudian menjadi sumber kontaminasi yang dikeluarkan melalui muntahan dan kotoran lalat.

Sedangkan pada penelitian daru jurnal BALABA 2018, lalat ditemukan sebagai vektor foodborne disease seperti diare, disentri, muntaber, hingga tifus.

Hewan ini menularkan penyakit dari tubuhnya ke minuman atau makanan dengan berbagai cara, seperti memuntahkan kotoran atau memindahkannya ke permukaan tubuh lalat.

Sebagai informasi, lalat juga memiliki kebiasaan buang air besar dan muntah di manapun hinggap.

Kebiasaan ini mendorong munculnya penyakit emerging (penyakit infeksi baru) dan penyebaran penyakit menular lainnya.