Pasalnya, korset yang untuk meratakan dada tersebut didesain terlalu ketat dan mau tidak mau bakal menekan payudara pemakainya.
Selain itu, kata Boyke, risiko lain yang mungkin timbul adalah kulit di area dada bisa menjadi lecet dan menimbulkan trauma terus-menerus.
“Menggunakan korset yang membuat payudara rata tetap kurang baik karena justru bisa mengubah bentuk payudara karena tekanan korset tersebut,” jelas Boyke.
“Saya juga sering menyarankan wanita untuk tidak memakai bra saat tidur malam,” imbuhnya.
Produksi ASI Kemungkinan Dapat Terganggu
Boyke juga mengungkapkan penggunaan korset yang meratakan dada bisa menyebabkan gangguan produksi air susu ibu (ASI).
“Ada kekhawatiran bahwa penggunaan korset perataan payudara dapat mempengaruhi produksi ASI di masa mendatang,” katanya.
“Itu karena pertumbuhan payudaranya terhambat dengan penggunaan korset. Jadi semua sel bisa terganggu jika terlalu ditekan,” katanya.
Ia melanjutkan bahwa payudara merupakan organ tubuh yang sensitif di dalam tubuh dimana terdapat beberapa sel di area payudara.
Salah satunya adalah sel penghasil ASI.
“Karena dokternya sendiri, jika ada bayi pasien yang meninggal, akan memerintahkan ibu untuk membebat payudaranya agar ASI tidak keluar,” kata Boyke.
Untuk itu, ia menganjurkan agar masyarakat tidak memakai korset atau pakaian ketat lebih dari 3 jam.
“Beberapa jam tidak masalah, dua hingga tiga jam atau melakukan aktivitas tertentu seperti olahraga,” kata Boyke.
“Kulit membutuhkan oksigen dan untuk kesehatan payudara jangan ditekan karena dapat menghambat pertumbuhan payudara,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan