KABARKIBAR.ID — Rapat Pakar Formulasi Model Promosi Nutrisi dan Kesehatan Mental pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Berbasis Posyandu dan Pendamping Keluarga, yang diselenggarakan oleh komunitas Wanita Indonesia Keren (WIK) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), berlangsung di auditorium BKKBN Pusat di Jakarta Timur pada Sabtu (17/06/2023).

Pertemuan ini turut dihadiri oleh Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu, yang memiliki program praktik baik (best practice) Rumah Pelita dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Semarang.

Dalam rapat tersebut, diungkapkan bahwa gangguan mental atau gangguan emosional mental yang dialami oleh ibu hamil dan ibu pasca persalinan dapat menyebabkan stunting pada bayi yang dilahirkan.

Kondisi stres pascamelahirkan dan juga baby blues yang dialami oleh seorang ibu dapat menyebabkan depresi yang berlangsung lama dan berdampak pada pertumbuhan bayi.

Rapat tersebut diadakan secara hibrida, menghadirkan narasumber kunci seperti Kepala BKKBN, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmati, S.E,M.Si, mantan Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, Sp.M (K), Anggota Komisi IX DPR-RI Dr. Edy Wuryanto, S.KP.,M.Kep., Dirjen Bina Pemdes Kementerian Dalam Negeri Dr. Eko Prasetyanto Purnomo, S.Si., M.Si. MA.

Dalam diskusi tersebut, dikemukakan pentingnya menjaga kesehatan mental ibu hamil dan ibu pasca persalinan sebagai upaya pencegahan stunting pada bayi.

Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres pada periode kehamilan dan setelah melahirkan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang lebih terhadap kesehatan mental ibu dalam pengasuhan anak selama 1000 hari pertama kehidupan.

Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu, memaparkan program Rumah Pelita yang telah diterapkan di Kota Semarang.

Program ini merupakan best practice dalam menangani stunting dan menjaga kesehatan mental ibu pasca persalinan.

Melalui program ini, ibu-ibu pasca persalinan mendapatkan pendampingan dan dukungan secara holistik, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental.

Program ini membantu mengurangi angka stunting di Kota Semarang dan memperkuat peran keluarga dalam merawat anak dengan memberikan pemahaman tentang nutrisi dan perawatan yang baik.

Narasumber lainnya juga turut menyampaikan pentingnya pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi stunting, termasuk melibatkan posyandu dan pendamping keluarga.

Dalam hal ini, BKKBN sebagai salah satu lembaga yang terlibat aktif dalam program keluarga berencana.

Peran penting dalam menyediakan informasi dan pendampingan kepada ibu-ibu dalam menjaga kesehatan mental mereka serta memberikan pemahaman tentang pentingnya nutrisi yang tepat bagi pertumbuhan bayi.

Rapat tersebut juga menyoroti peran pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam mendukung upaya pencegahan stunting dan perawatan kesehatan mental ibu pasca persalinan.

Kerja sama antara pemerintah, komunitas, dan lembaga terkait menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.

Kesimpulannya, Rapat Pakar Formulasi Model Promosi Nutrisi dan Kesehatan Mental pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Berbasis Posyandu dan Pendamping Keluarga menjadi ajang penting dalam membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan mental ibu hamil dan ibu pasca persalinan dalam pencegahan stunting.

Melalui pendekatan yang komprehensif, baik dari segi nutrisi maupun dukungan psikologis, diharapkan dapat tercipta generasi yang sehat dan berkualitas di masa depan.

Sebanyak 50 Hingga 70 Persen Ibu di Indonesia Alami Gejala Minimal-Gejala Sedang Baby Blues

Berdasarkan penelitian skala nasional, ditemukan bahwa sebanyak 50 hingga 70 persen ibu di Indonesia mengalami gejala minimal hingga sedang baby blues.