KABARKIBAR.ID- Setiap malam 1 Sura, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar acara kirab pusaka.

Tradisi ini dilakukan untuk memperingati tahun baru Islam yang jatuh pada tanggal 1 Muharram.

Kirab malam 1 Sura memiliki tujuan utama sebagai bentuk permohonan keselamatan serta menjadi momen introspeksi agar setiap individu dapat menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Salah satu hal yang menjadi ikonik dalam acara ini adalah penggunaan kebo bule sebagai sarana kirab.

Kebo bule yang digunakan dalam kirab harus berasal dari keturunan kebo bule Kyai Slamet.

Menurut catatan yang terdapat di keraton.perpusnas.go.id, kebo bule Kyai Slamet memiliki nilai historis yang cukup penting.

Hewan ini dulunya merupakan kesayangan dari Paku Buwono II, ketika beliau memerintah di Keraton Kartasura.

Kebo bule Kyai Slamet diberikan sebagai hadiah dari Kyai Hasan Beshari Tegalsari Ponorogo kepada Paku Buwono II.

Pada awalnya, hewan tersebut digunakan sebagai pengawal pusaka bernama Kyai Slamet ketika Paku Buwono II pulang dari Pondok Tegalsari saat terjadi pemberontakan pecinan yang menyebabkan pembakaran Istana Kartasura.

Sejak itu, masyarakat umum lebih mengenal hewan tersebut dengan sebutan kebo bule Kyai Slamet.

Kebo bule ini diberi sebutan “bule” karena warna kulitnya yang berwarna putih kekuningan.

Hal ini mirip dengan warna kulit orang bule. Berbeda dengan kebo pada umumnya yang mayoritas berwarna abu-abu gelap.

Kebo Kyai Slamet kemudian berkembang biak dan menghasilkan banyak keturunan.

Saat ini, keberadaan kebo bule tersebut dijaga dan dirawat dengan baik dalam kandang yang berlokasi di Alun-alun Kidul.

Hingga saat ini, saat keraton mengadakan kirab pada malam 1 Sura, kebo bule tersebut masih digunakan sebagai pengawal pusaka.

Ritual ini dilakukan tengah malam, tepat pukul 00.00 WIB, saat kebo Kyai Slamet dikeluarkan dari kandangnya.

Namun, waktu tepat keluarnya kebo juga tergantung pada kondisinya.

Terkadang kebo baru keluar dari kandang setelah pukul 01.00 WIB.

Kelancaran kirab pusaka sangat bergantung pada keberadaan kebo Kyai Slamet, sehingga kirab tidak dapat dimulai jika kebo tersebut belum keluar dari kandangnya.

Kirab Pusaka pada malam 1 Sura merupakan salah satu tradisi yang melekat kuat dalam budaya Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Melalui penggunaan kebo bule Kyai Slamet, acara ini tetap dijaga keasliannya dan menjadi bagian penting dalam menjaga warisan budaya dan sejarah.

Kirab Pusaka ini menjadi momen yang berharga bagi masyarakat Solo dan sekitarnya untuk merasakan keagungan budaya Jawa serta meningkatkan rasa kebersamaan dalam menjalankan ibadah.