KABARKIBAR.ID- Kerusahan Prancis telah mereda setelah berhar-hari aksi protes dengan diwarnai kekerasan sebagai bentuk respon penembakan atas Nahel M ditembak mati oleh polisi dalam jarak dekat., Selasa lalu, 27 Juni 2023.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah meminta Kementerian Dalam Negeri Prancis tetap menyiagakan polisi dalam jumlah besar di jalan-jalan untuk antisifasi kerusuhan terulang kembali.

Atas respon Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kementerian Dalam Negeri telah mengerahkan 45.000 polisi dan polisi secara nasional pada Minggu malam hingga Senin, angka yang sama dengan dua malam sebelumnya.

Kementerian Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin mengatakan, sepekan semenjak kerusuhan Prancis per 2 Juli, setidaknya 719 orang telah ditangkap, 45 petugas polisi terluka, 577 kendaraan dan 74 bangunan dibakar, serta tercatat 871 kebakaran di jalan umum.

Bahkan, Minggu 2 Juli 2023, pengujuk rasa yang mayoritas anak-anak muda menabrakan ke rumah salah satu walikota Prancis  dengan menggunakan mobil hingga mobil tersebut terbakar.

Kematian Nahel Merzouk, remaja berusia 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko, telah memicu kebencian anti polisi yang mendalam di pinggiran kota-kota besar Prancis yang miskin dan bercampur rasial yang dikenal sebagai banlieues.

Komunitas Muslim di utara keturunan Afrika khususnya telah lama menuduh polisi membuat profil rasial dan taktik kekerasan.

Sejak dia ditembak pada Selasa lalu, para perusuh telah membakar mobil, menjarah toko dan menargetkan balai kota, sekolah negeri, dan properti milik negara, hingga pinggiran kota Paris dan Marseille di selatan telah menjadi titik api.

Di antara 3.200 orang yang ditangkap dalam kerusuhan Prancis hingga sekarang, mereka sebagaian besar adalah anak-anak.

“ Beberapa yang ditangkap adalah anak-anak, tidak ada kata lain, berusia 12 atau 13 tahun,” kata Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dalam kunjungan ke kota timur Reims.