Dalam penjelasan dari Healthline, obat ini diyakini memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan reseptor opioid di otak.

Prinsip kerja yang mungkin terjadi adalah dengan menghambat pengambilan kembali norepinefrin dan serotonin, serta meniru efek sistem pereda nyeri alami yang ada dalam tubuh.

Saat obat ini dikonsumsi, dampaknya akan muncul secara perlahan dan mencapai puncaknya dalam kurun waktu 4-6 jam.

Tramadol adalah jenis obat opioid yang efeknya lebih ringan jika dibandingkan dengan obat opioid terlarang seperti heroin, kodein, atau metadon, termasuk jenis obat yang diberikan atas resep dokter.

Walaupun begitu, perlu ditegaskan bahwa tramadol masih memiliki potensi untuk menimbulkan ketergantungan atau kecanduan apabila digunakan tanpa pengawasan yang ketat dari seorang dokter.

Bahkan, di Amerika Serikat, obat ini diberi peringatan resmi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), yang dicantumkan pada kemasan produk.

Peringatan tersebut berfokus pada kemungkinan efek samping berbahaya yang dapat timbul akibat penggunaan tramadol.

Menilik dari segi medis, tramadol digunakan sebagai obat pereda nyeri untuk mengatasi kondisi nyeri sedang hingga berat.

Meskipun dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan rasa sakit, penggunaannya haruslah dilakukan dengan penuh pertimbangan dan pengawasan medis yang cermat.

Efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan tramadol meliputi mual, muntah, konstipasi, pusing, kelelahan, serta reaksi alergi dalam beberapa kasus.

Oleh karena itu, pemilihan dosis dan durasi penggunaan tramadol perlu disesuaikan dengan kondisi medis masing-masing individu dan berdasarkan petunjuk dari dokter yang merawat.

Tidak dapat diabaikan pula bahwa penggunaan obat ini dapat menimbulkan risiko ketergantungan, terutama jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama atau tidak sesuai dengan anjuran dokter.

Oleh karena itu, pemantauan medis yang ketat diperlukan agar penggunaan tramadol tetap aman dan efektif.

Penting bagi individu yang diresepkan tramadol untuk menjalani konsultasi rutin dengan dokter, serta mematuhi dosis dan aturan konsumsi yang telah ditetapkan.

Ketika merujuk pada regulasi di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, peringatan dan informasi yang tercantum pada kemasan obat, seperti yang dilakukan oleh FDA terhadap tramadol, bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang akurat kepada konsumen.

Ini adalah langkah preventif yang penting dalam upaya melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Oleh karena itu, edukasi mengenai potensi risiko dan manfaat dari penggunaan obat seperti tramadol perlu diberikan kepada masyarakat secara komprehensif agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat terkait penggunaan obat-obatan tersebut.