Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah akan berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang adil dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Naik Dari Perkiraan Sebelumnya
Sebelumnya, mantan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit telah memaparkan rencana pembangunan Jalan Tol Caringin-Puncak-Cianjur dengan estimasi biaya awal sebesar Rp24,37 triliun.
BPJT masih menunggu hasil kajian studi kelayakan yang akan menentukan terkait dengan biaya investasi dan tarif tol yang akan ditetapkan.
Menanggapi hal tersebut, Danang mengungkapkan bahwa harga tol yang ditetapkan harus memperhitungkan kemampuan bayar masyarakat, sehingga tidak memberatkan pengguna jalan.
“Kita tunggu hasil mereka ketemunya berapa, kemudian tarifnya berapa, karena itu juga penting bagi kita supaya tarifnya juga tidak melebihi kemampuan bayar masyarakat,” ujar Danang.
Jalan Tol Caringin-Puncak-Cianjur diharapkan dapat membantu mengatasi kemacetan di jalur Puncak, terutama pada saat musim liburan.
Jalan tersebut dianggap sebagai akses utama bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk menuju Puncak, yang merupakan destinasi wisata favorit di Jawa Barat.
Oleh karena itu, pembangunan jalan tol ini dinilai sebagai solusi yang efektif dan efisien dalam mengatasi kemacetan yang terjadi di jalur Puncak.
Pembangunan Tol Akan Berjalan Sampai Lima Seksi
Sesuai dengan kajian awal, pembangunan seksi 1 yang memiliki panjang 11,6 km membutuhkan biaya sebesar Rp3,1 triliun.
Sementara itu, pembangunan seksi 2 dengan panjang 6,9 km memerlukan biaya konstruksi sebesar Rp2,4 triliun.
Adapun untuk seksi 3 yang memiliki panjang 9,7 km membutuhkan biaya sebesar Rp8,02 triliun.
Selanjutnya, pembangunan seksi 4 dengan panjang 7,3 km memerlukan biaya konstruksi sekitar Rp1,68 triliun.
Terakhir, pembangunan seksi 5 dengan panjang 16,3 km membutuhkan biaya sekitar Rp9,07 triliun.
Namun demikian, BPJT masih menunggu hasil studi kelayakan dan pengkajian lebih lanjut yang akan menentukan estimasi biaya investasi dan tarif tol yang akan ditetapkan.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga, Triono Junoasmono menyebutkan bahwa biaya investasi untuk proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp25 triliun.
Oleh karena itu, proyek tersebut dibagi menjadi beberapa seksi dan tahapan agar lebih efektif dan efisien.
Meski begitu, pemerintah telah menyetujui usulan tersebut dan mendukung proses studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) yang tengah berjalan saat ini.
Hal ini penting untuk menentukan besaran tarif tol yang nantinya ditetapkan agar tidak melebihi kemampuan bayar masyarakat.
Selain itu, BPJT menargetkan sejumlah pengerjaan, mulai dari feasibility study, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), hingga Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) dapat selesai di tahun 2023.
Untuk tahun 2024, ditargetkan akan dimulai proses pengadaan tanah dan Detail Engineering Design (DED).
Proses pengadaan tanah menjadi hal yang krusial dan kompleks dalam pembangunan jalan tol, sehingga perlu dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari.
DED juga menjadi hal yang penting dalam proyek pembangunan jalan tol ini, karena dokumen tersebut memberikan gambaran detail tentang teknis pembangunan dan spesifikasi yang harus dipenuhi.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan