Sebagai contoh, jenis burung cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor) sering berkembang biak di pohon beringin.

Burung cendrawasih umumnya hidup di hutan primer, sehingga jika habitat yang ditempatinya mengalami perubahan yang tidak disukai, mereka akan bermigrasi ke wilayah lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan hidup mereka.

Makanan sehari-hari burung cendrawasih terdiri dari biji-bijian, buah-buahan beri, serangga, dan ulat.

Di alam liar, kelangsungan hidup burung cendrawasih sangat tergantung pada kondisi alam hutan.

Oleh karena itu, mereka rentan terhadap perubahan fungsi hutan dan perusakan habitat.

Secara umum, burung cendrawasih tersebar di wilayah Indonesia bagian timur, Papua Nugini, dan Australia bagian timur.

Namun, beberapa jenis burung cendrawasih memiliki sebaran yang terbatas dan endemik hanya pada pulau-pulau tertentu.

Sebagai contoh, burung cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor) hidup di pulau Papua dan tersebar mulai dari bagian barat, seperti Waigeo, Salawati, Batanta, Kofiau, Misool, Gagi, Gebe.

Persebaran yang luas hingga kepulauan di Teluk Cendrawasih seperti Numfor, Biak, Yapen, dan Meosnum, serta kepulauan Aru di barat daya Papua.

Sementara itu, burung cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda) tersebar di daerah dataran rendah hingga perbukitan di bagian barat daya Papua dan kepulauan Aru.

Upaya penyelamatan burung ini pernah dilakukan pada tahun 1909 hingga 1912 dengan membawanya ke Pulau Tobago Kecil di Karibia oleh William Ingram, untuk menghindari kepunahan akibat perdagangan bulu.

Namun, laporan pada tahun 1958 menyatakan bahwa burung ini telah punah.

Selain itu, terdapat juga burung cendrawasih yang endemik dan hanya ditemukan di Kepulauan Maluku dan Pulau Seram.

Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus) dapat ditemukan di kepulauan Maluku Utara, sedangkan Cendrawasih Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii) dapat ditemukan di Taman Nasional Aketajawe-Lolobata di Halmahera.

Berdasarkan buku panduan lapangan “Burung-burung di Kawasan Wallacea”, burung cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus) terbagi menjadi tiga subspesies, yaitu:

1. Lycocorax pyrrhopterus pyrrhopterus, yang berada di Halmahera, Bacan, dan Kasiruta.
2. Lycocorax pyrrhopterus morotensis, ditemukan di Rau dan Morotau.
3. Lycocorax pyrrhopterus obiensis, yang berada di Obi dan Bisa.

Keanekaragaman dan sebaran burung cendrawasih di Indonesia menjadi bukti kekayaan alam yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Pelestarian habitat alami dan upaya pengawasan terhadap perdagangan ilegal menjadi langkah penting untuk menjaga kelangsungan hidup burung cendrawasih.

Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga konservasi, untuk melindungi burung cendrawasih sebagai bagian dari warisan alam yang berharga dan kebanggaan bangsa.