KabarKibar.id – Pemerintah China sukses menangkap seorang pria yang diduga menggunakan ChatGPT.

Sebagai informasi, ChatGPT adalah chatbot kecerdasan buatan (AI) yang dapat melakukan perintah seperti menulis artikel.

Bukan tanpa alasan, pasalnya tersangka tersebut diduga mengumpulkan dan membagikan berita bohong melalui layanan AI chatbot.

Menurut The Verge, penangkapan ini merupakan penangkapan pertama di bawah regulasi anti-AI China.

Salah satu peraturannya melarang penyalahgunaan AI untuk menyebarkan informasi palsu.

Pelaku tersebut memuat berita tentang tabrakan kereta yang menewaskan sebanyak 9 orang yang dikutip oleh South China Morning Post atau SCMP yang pihaknya berhasil menemukan artikel tersebut pada 25 April 2023.

Informasi Palsu Tentang Kecelakaan Kereta

Tersangka, yang diidentifikasi hanya dengan nama belakang Hong, dituduh menggunakan ChatGPT untuk menulis laporan palsu tentang kecelakaan kereta yang fatal tersebut.

Artikel tersebut ditemukan oleh South China Morning Post pada 25 April 2023 lalu.

Dalam investigasinya, mereka kemudian menemukan bahwa beberapa versi artikel tersebut telah diunggah secara bersamaan ke 20 akun Baijiahao, platform blogging Baidu.

Otoritas Gansu menelusuri artikel-artikel tersebut ke sebuah perusahaan independen yang dijalankan oleh Hong, yang menjalankan beberapa blog.

Dalam keterangannya, polisi setempat menyebut Hong mengaku menggunakan ChatGPT untuk menulis ulang artikel viral yang ada guna menghindari filter konten duplikat.

Dia mengunggah artikel untuk memonetisasi trafik internet.

Posting palsu tersebut yang dibuat Hong telah dilihat lebih dari 15.000 kali sebelum dihapus.

Sementara Cina adalah salah satu negara yang memblokir akses ke ChatGPT, namun penduduk setempat dapat melewati akses ini dengan menggunakan koneksi VPN.

Hong memakai VPN untuk akses platform Ai tersebut. Ternyata ini bukan pertama kalinya Hong membuat dan menyebarkan berita bohong.

Dengan bantuan ChatGPT, dia sering mengumpulkan berita lama yang sudah tidak relevan dan menulis ulang untuk menimbulkan kontroversi.